JAKARTA, KOMPAS.com — Yulianis, salah satu saksi kunci dalam kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games sempat keluar dari Grup Permai, perusahaan milik Muhammad Nazaruddin, sekitar November-Desember 2009. Menurut Yulianis, keputusan itu diambilnya karena pekerjaannya sebagai anak buah Nazaruddin tidak sesuai dengan hati nurani.
Selain itu, kata Yulianis, Nazaruddin selaku pemilik perusahaan pernah berlaku kasar terhadap karyawan lain, rekan sepekerjaan Yulianis. "Pas rapat koordinasi, Pak Nazaruddin memukul salah satu teman saya, Minarsih yang dipukul," kata Yulianis saat bersaksi untuk Nazaruddin, terdakwa kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (25/1/2012).
Meski sempat keluar, Yulianis kembali menjadi Wakil Direktur Keuangan PT Permai Grup pada Januari 2010. Dia mengaku terpaksa kembali ke Grup Permai setelah beberapa kali diminta Nazaruddin. Melalui Direktur HRD Permai Grup, Najib, Nazaruddin meminta Yulianis kembali ke perusahaan itu.
"Saya sebenarnya kasihan dengan Pak Najib, kalau dia ke kantor nggak ada saya, akan dimarahin Pak Nazar," tutur Yulianis.
Setelah beberapa kali didatangi Najib di rumahnya, Yulianis bersedia menemui Nazaruddin di kantor Permai Grup. Dalam pertemuannya dengan Nazaruddin di kantor Permai Grup, Yulianis sempat memohon agar dia dilepaskan dari perusahaan itu. Bahkan, Yulianis berjanji kepada Nazaruddin tidak akan membongkar aliran uang Permai Grup yang diketahuinya itu jika dia diperbolehkan keluar dari perusahaan.
"Saya sudah mohon kepada Nazaruddin hapus isi otak saya kalau Pak Nazar takut saya bicara seperti sekarang ini. Saya akan bilang tidak kenal Pak Nazaruddin, tidak apa-apa, yang penting saya tidak kerja di sini. Saya minta Pak Nazaruddin untuk hapus pencatatan-pencatatan yang tidak jelas itu," tutur Yulianis.
Sejumlah nama-nama yang menerima aliran dana Grup Permai, masih diingat Yulianis hingga kini. Di antara nama-nama itu ada anggota Badan Anggaran DPR, Angelina Sondakh dan Wayan Koster.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.