JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie mengaku sudah meminta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk menginvestigasi penganggaran renovasi ruang rapat Badan Anggaran atau Banggar DPR.
Marzuki menilai tidak masuk akal jika hanya renovasi ruangan dengan luas sekitar 700 meter persegi di Gedung Nusantara I menghabiskan dana hingga Rp 20,3 miliar.
"Saya sudah telepon BPKP. Saya minta investigasi. Kalau ada unsur yang merugikan negara, sengaja merekayasa supaya mahal, konsultannya juga diperiksa," kata Marzuki di ruang kerjanya di Kompleks DPR, Jumat (13/1/2012).
Jika hasil investigasi nantinya ditemukan adanya penyimpangan, menurut Marzuki, pihaknya akan meneruskan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebelumnya, beberapa anggota Komisi III DPR sudah melaporkan proyek yang dilaksanakan Sekretariat Jenderal DPR itu ke KPK.
"Saya bangun gedung sekolah dapat pinjaman dari bank Rp 25 miliar. Saya bangun gedung sembilan lantai mewah cuma Rp 20 miliar. Silakan lihat di Palembang. Ini Rp 20 miliar (untuk bangun) ruangan secuil itu. Apa enggak kita sakit dengarnya," kata Marzuki.
Marzuki meyakini banyak yang bermain dalam proyek itu, terutama di internal Setjen DPR. Dia mengklaim, Badan Urusan Rumah Tanggan tak tahu soal detail anggaran yang diajukan Setjen DPR. "BURT cuma tahu ada renovasi Banggar. Bagaimana isinya enggak tahu," kata Ketua BURT itu.
Seperti diberitakan, pihak Setjen DPR tak mau merinci penggunaan anggaran dalam proyek itu. Pihak Setjen mengklaim renovasi menghabiskan dana besar lantaran banyak barang berteknologi serta impor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.