Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DNA "Tan Malaka" Belum Bisa Diidentifikasi

Kompas.com - 09/01/2012, 13:07 WIB
Ary Wibowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim identifikasi Tan Malaka hingga saat ini belum dapat memastikan deoxyribose nucleic acid (DNA) kerangka jenazah di desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur adalah Tan Malaka. Ketua Tim Identifikasi Forensik Djaja Atmadja mengatakan pihaknya belum bisa memberikan hasil kesimpulan DNA tokoh yang terkenal "jago menghilang" itu karena terkendala beberapa hal.

"Tim saat ini belum bisa menemukan DNA-nya (Tan Malaka) di jenazah yang ada di Kediri," ujar Djaja saat jumpa pers di Wisma Shalom, Jakarta, Senin (9/1/2012).

Selain Djaja, hadir dalam jumpa pers tersebut yakni Direktur Penerbitan Institut Kerajaan Belanda untuk Studi Karibia dan Asia Tenggara atau KITLV di Leiden Harry A Poeze, Sejarawan Asvi Warman Adam, dan Zulkifar Khamarudin, yang mengaku sebagai kemenakan Tan Malaka. Djaja mengungkapkan, beberapa kendala dalam pemeriksaan DNA salah satunya adalah, umur sampel DNA yang sudah 60 tahun dalam keadaan terkubur dalam tanah yang lembab.

Menurutnya, hal itu menyebabkan sampel DNA tersebut terkontiminasi oleh lingkungan di sekitarnya. "Jumlah kandungan DNA pun relatif sedikit dalam sampel tulang dan gigi, jika dibandingkan dengan organ lainnya," kata Djaja.

Ditambahkan Djaja, sedikitnya jumlah sisa sampel yang tersisa yakni 0,25 gram untuk serpihan gigi, dan 1,1 gram untuk serpihan tulang juga menjadi kendala dalam proses tersebut. Ia menilai, untuk melakukan proses identifikasi DNA seharusnya membutuhkan banyak sampel.

"Maka dari itu, kita putuskan untuk sementara ini tidak dilakukan pemeriksaan DNA terhadap sisa sampel yang ada," jelasnya.

Meski demikian, Djaja mengungkapkan, saat Tim Identifikasi mengikuti World Meeting of the Internasional Association of Forensic Sciences ke 19 di Madera, Portugal, mendapat informasi bahwa telah ditemukan teknik baru yang efektif dan efisien untuk mengekstraksi dan memeriksa sampel DNA. Menurutnya, dengan teknik itu, pemeriksaan tidak akan memerlukan jumlah sampel yang banyak.

"Ada sebuah metode yang namanya Low Number Copy (LCN) analisis. Jadi dengan metode itu, ekstraksi DNA dari sampel dapat dilakukan secara efektif dengan hanya menggunakan bahan sampel yang sedikit saja, sekitar 100-200 mg untuk tulang dan gigi. Nah, saat ini pemeriksaan terhadap sisa sampel di Kediri sedang dalam proses persiapan analisis LCN tersebut," paparnya.

Menurut Djaja, tim saat ini memperkirakan pemeriksaan tersebut tidak akan berlangsung lama. "Akan tetapi untuk berjaga-jaga terhadap kemungkinan pemeriksaan ulang, kami memperkirakan akan dapat memberikan hasil akhir pada awal November tahun ini," kata Djaja.

Sebuah makam yang diyakini berisi jasad Makam Tan Malaka ditemukan di Desa Selopanggung, Kediri, setelah Hary Albert Poeze, sejarawan Belanda, melakukan penelitian tentang Tan Malaka sejak 37 tahun silam. Pada 2009, makam tokoh revolusioner beraliran kiri itu dibongkar untuk membantu proses penelitian, dengan mengambil sampel kerangka yang tertinggal untuk dilakukan tes DNA.

Tan Malaka atau Ibrahim Datuk Tan Malaka lahir di Pandan Gadang, Suliki, Sumatera Barat, pada 2 Juni 1897 dan meninggal pada 21 Februari 1949 di Desa Selopanggung. Ayahnya adalah Rasat Bagindo Malano dan ibunya bernama Sinah. Tan Malaka merupakan salah satu penggagas konsep Republik Indonesia.

Ide dan gagasan pemikirannya dapat diketahui melalui tulisan-tulisannya, antara lain Naar de Republiek Indonesia (Menuju Republik Indonesia) tahun 1925 dan Massa Actie yang ditulis tahun 1926. Perantauan pemikirannya ditulis dalam buku Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com