Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Demokrat Bergantung pada Pemberantasan Korupsi

Kompas.com - 08/01/2012, 17:27 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Lembaga Survei Indonesia (LSI) baru saja mengeluarkan hasil survei tentang penilaian publik terhadap kondisi penegakan hukum dan kepercayaan publik pada pemberantasan korupsi di Indonesia. Dari survei tersebut diketahui bahwa masyarakat responden menilai buruk penegakan hukum dan pemberantasan korupsi di Indonesia.

Meskipun demikian, masyarakat tetap optimistis terhadap kepemimpinan Abraham Samad sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi. Direktur Eksekutif LSI Dodi Ambardi mengatakan, secara teoretis penilaian negatif terhadap kinerja pemerintah akan memberikan efek politik. Lemahnya penegakan hukum dan pemberantasan korupsi akan berdampak negatif terhadap kelangsungan politik dan demikian pula sebaliknya.

Dodi mengatakan, kekuatan incumbent menjelang Pemilu 2014 yang paling nyata adalah Partai Demokrat. Ada pengaruh sangat besar dari rakyat terhadap kinerja pemerintah dalam pemberantasan korupsi terhadap nasib partai tersebut.

Survei yang dilakukan pada Desember 2011 dan melibatkan 1.220 responden itu juga menanyakan keinginan responden memilih Partai Demokrat pada Pemilu 2014 bila penegakan hukum dan pemberantasan korupsi telah berjalan "sangat baik". Hasilnya memperlihatkan sebanyak 24 persen responden mengaku akan memilih partai biru tersebut. Adapun bila penilaian tersebut "buruk", partai ini hanya akan dipilih oleh sekitar 12 persen responden.

"Penilaian atas kinerja pemerintah ini memang bukan segala-galanya bagi kelangsungan Demokrat, tapi akan sangat sulit bagi partai ini pada 2014 bila tidak ada perbaikan kinerja pemerintah, khususnya dalam pemberantasan korupsi," kata Dodi kepada para wartawan di kantor LSI, Jakarta, Minggu (8/1/2012).

Dodi menilai bahwa Partai Demokrat akan ditinggalkan pemilih jika skandal Nazarudin tidak dituntaskan, terlebih kasus tersebut menyeret elite partai itu dan pemimpin lain Partai Demokrat yang lambat serta kurang tepat mengambil keputusan politik.

Ketua Dewan Pengurus Transparancy International Indonesia (TII) Todung Mulya Lubis mengatakan, sebagai penyokong terbesar pemerintahan, nasib Partai Demokrat ditentukan oleh perbaikan kinerja pemerintah itu sendiri. Pemilih pada 2014 akan semakin menurun jika publik memberikan penilaian yang tidak baik. Namun, ini belum menjadi penilaian akhir karena dinamika masih bergantung pada kinerja pemerintah dalam pemberantasan korupsi.

"Kalau seandainya penanggulangan isu pemberantasan korupsi tidak dipertahankan, Demokrat akan kesulitan di 2014. Meski isu korupsi merambah semua partai, tapi yang menjadi sorotan utama adalah Demokrat," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com