Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Rosa Menangis di Sidang Nazaruddin

Kompas.com - 04/01/2012, 13:11 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Entah apa alasannya, terpidana kasus suap wisma atlet, Mindo Rosalina Manulang, tiba-tiba menangis saat menjadi saksi bagi mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (4/1/2012). Nazaruddin, atasan Rosa, menjadi pesakitan karena diduga menerima suap berupa cek senilai Rp 4,6 miliar dari Rosa dan Mohamad El Idris.

Seusai sidang, Rosa mengungkapkan alasan di balik tangisannya hari ini tersebut. Dia mengaku mendadak emosional berhadapan dengan mantan atasannya itu di persidangan. "Saya baru melihat lagi dia (Nazaruddin), sangat kurus, jadi saya agak sedih. Lalu sudah sembilan bulan tidak bertemu beliau," tutur Rosa.

Dia berharap Nazaruddin terbuka di persidangan sehingga kebenaran dalam perkara ini bisa terlihat. "Semoga semuanya terbuka dengan benar, tidak ada yang ditutup-tutupi," kata Rosa.

Dalam kasus ini, Rosa divonis 2,5 tahun penjara. Dia bersama Mohamad El Idris dianggap terbukti memberikan suap ke Nazaruddin dan Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga, Wafid Muharam, untuk memenangi PT Duta Graha Indah sebagai pelaksana proyek wisma atlet.

Selama ini, Rosa mengaku hanya menjalankan perintah Nazaruddin. Dia diminta Nazaruddin mengawal pemenangan PT DGI. Dakwaan Nazaruddin juga menyebutkan, Angelina Sondakh diminta Nazaruddin memfasilitasi Rosa agar mendapat proyek di Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Sebelumnya, Rosa juga mengaku kenal dengan Angelina. Dalam berita acara pemeriksaan Rosa, terungkap, kedua wanita itu pernah melakukan komunikasi melalui BlackBerry Messanger terkait wisma atlet dan proyek lain di Kemenpora, seperti proyek Hambalang. Percakapan BBM Rosa dan Angelina itu menyebut "ketua besar". Disebut, "ketua besar" menginginkan "apel malang" yang menurut Rosa berarti menginginkan uang. Sosok "ketua besar" itu akan diungkapkan Rosa pada persidangan Nazaruddin pekan depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

    ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

    Nasional
    Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

    Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

    Nasional
    Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

    Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

    Nasional
    Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

    Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

    Nasional
    Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

    Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

    Nasional
    Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

    Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

    Nasional
    Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

    Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

    Nasional
    Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

    Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

    Nasional
    Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

    Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

    Nasional
    TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

    TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

    Nasional
    Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

    Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

    Nasional
    Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

    Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

    Nasional
    Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

    Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

    Nasional
    Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

    Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

    Nasional
    Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

    Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com