Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolda NTB Pimpin Pembubaran Massa di Sape

Kompas.com - 24/12/2011, 15:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah negosiasi tak menemui titik temu, polisi melakukan pembubaran paksa terhadap massa yang menduduki jembatan penyeberangan feri Sape, Bima, NTB, Sabtu (24/12/2011) pukul 08.00 WIB. Pembubaran yang mendapatkan perlawanan dari massa mengakibatkan, dua warga tewas tertembak polisi.

Bahkan, perlawanan dilakukan dengan senjata tajam dan bom molotov. Sejumlah kantor yang berada di sekitar pelabuhan dibakar massa. "Korban meninggal dunia Arief Rachman (18) dan Syaiful (17)," ujar Kadiv Humas Polri, Irjen (Pol) Saud Usman Nasution.

Menurut Saud, pembubaran yang langsung dipimpin oleh Kapolda NTB Brigjen Pol Arif Wachyunandi harus dilakukan dalam rangka penegakan hukum terhadap massa yang bertahan di jembatan penyeberangan feri Sape sejak 20 Desember 2011 lalu.

"Ini dalam rangka pelaksanaan Operasi Lilin 2011 dan juga terganggunya aktivitas masyarakat sebagai akibat dari jembatan penyeberangan tidak bisa digunakan sehingga terjadi keresahan masyarakat, kemudian dilakukan tindakan penegakan hukum untuk pembebasan jembatan penyeberangan feri dari pendudukan massa," paparnya.

Dalam pembubaran ini, polisi menangkap sejumlah provokator dan sejumlah warga yang tidak bisa diimbau meninggalkan lokasi. "Masyarakat yang masih bertahan diangkut keseluruhan ke Polres Bima untuk diambil keterangannya," jelasnya.

Saud menjelaskan, unjuk rasa warga berupa pendudukan dan pelarangan aktivitas jembatan penyeberangan feri Sape terjadi sejak 20 Desember 2011 oleh massa yang menamakan kelompok Front Reformasi Anti-Tambang (FRAT).

Ada dua tuntutan massa yang tidak bisa dipenuhi, yakni permintaan pencabutan SK Bupati Bima Nomor 188 Tahun 2010 tentang izin pertambangan PT Sumber Mineral Nusantara dan pembebasan AS, tersangka pembakaran kantor Camat Lumbu yang terjadi pada 10 Maret 2011 dan telah diserahkan ke kejaksaan. Selama pendudukan jembatan feri itu, massa menjadikan perempuan dan anak-anak sebagai tameng.

Saud menambahkan, Bupati dan Kapolda telah melaksanakan negosiasi secara berulang-ulang, tapi massa tetap bertahan sampai kedua tuntutannya mereka dipenuhi. (Tribunnews/Abdul Qodir)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com