Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Sawit di Mesuji Milik Malaysia?

Kompas.com - 17/12/2011, 22:14 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta Kasus Mesuji, Denny Indrayana, mengatakan, pihaknya saat ini belum dapat memastikan apakah perusahaan-perusahaan pemilik perkebunan sawit yang terkait peristiwa Mesuji di Lampung dan Sumatera Selatan adalah perusahaan milik Malaysia.

Oleh karena itu, TGPF akan mengecek kembali pemilik saham perusahaan tersebut. Beberapa perusahaan yang akan dicek kembali itu di antaranya PT Barat Selatan Makmur Investindo (BSMI), PT Silva Inhutani, dan PT Sumber Wangi Alam (PT SWA).

"Saya belum bisa katakan. Saya akan cek di Ditjen Administrasi Hukum Umum mengenai data perusahaan yang terdaftar di sana. Kami akan melihat data juga dari kepolisian, kehutanan, dan Komnas HAM siapa pemegang sahamnya perusahaan itu," ujar Denny seusai rapat bersama TGPF di Gedung Pengayoman, Kementerian Hukum dan HAM, Jakarta, (17/12/2011).

Selain itu, katanya, TGPF juga akan mengecek kembali hak guna usaha dari perusahaan-perusahaan pemilik perkebunan sawit yang bermasalah dengan warga di Mesuji.

"Semua data yang terkait dengan informasi (HGU) yang penting dan relevan tentu akan kami minta," katanya.

Seperti diberitakan, selama ini kabar yang beredar di publik, perusahaan-perusahaan yang memegang kendali di perkebunan sawit Indonesia adalah perusahaan swasta milik Malaysia, termasuk perusahaan BSMI yang sempat terlibat bentrokan dengan warga Kabupaten Mesuji, Lampung, November 2011, sehingga menewaskan satu  warga dan enam warga lainnya tertembak peluru Brimob.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com