Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dialog Papua, Tidak Boleh Ada Kata Sulit

Kompas.com - 28/11/2011, 14:38 WIB
Ary Wibowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivis Hak Asasi Manusia Usman Hamid mengatakan tidak ada kata sulit jika pemerintah ingin melaksanakan dialog Jakarta-Papua dengan serius. Hal itu diungkapkan Usman menanggapi pernyataan Utusan Khusus Pemerintah Farid Husein yang mengaku kesulitan memetakan siapa saja tokoh Papua yang akan diajak dalam proses dialog tersebut.

"Tidak dapat dijadikan alasan, kalau Farid Husein mengatakan seperti itu. Tidak ada kata sulit kalau ingin lakukan dialog di di Papua," ujar Usman saat melakukan konferensi pers di Kantor Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Jakarta, Senin (28/11/2011).

Sebelumnya, usai melakukan dialog bersama Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Rabu (23/11/2011), Farid Husein mengaku kesulitan mengelompokan tokoh dalam dialog Papua, lantaran banyak faksi di masyarakat Papua. Menurut dia, kelompok masyarakat di Papua, masing-masing ada pemimpinnya dengan jumlah yang cukup banyak.

Farid Husein, saran Usman, seharusnya dapat menjadikan anatomi kekuatan anggota separatis yang sudah dibentuk oleh kalangan militer tahun ini, sebagai acuan menentukan siapa tokoh-tokoh tersebut. Menurut Usman, dalam anatomi itu sudah diketahui beberapa tokoh lengkap dengan identitas dan atribut kelompoknya yang ingin menuntut kemerdekaan di Papua.

"Di dalam dokumen itu secara lengkap sudah diketahui siapa saja tokoh-tokoh yang menginginkan kemerdekaan Papua. Dengan kata lain, seharusnya kepada merekalah dialog itu ditujukan," kata Usman.

Lebih lanjut, ia menilai, dokumen anatomi itu saat ini justru sering dijadikan sasaran operasi tempur pemerintah dalam menumpas kelompok separatis di Papua. Padahal, menurut Usman, semestinya sasaran itulah yang dijadikan sasaran dialog oleh pemerintah.

"Satu lagi yang mesti diingat adalah operasi tempur atau pendekatan militer tak akan bisa meredam tuntutan merdeka mereka. Karena itu seharusnya, ya ajak mereka lakukan dialog secepatnya. Tidak ada kata sulit untuk lakukan dialog itu," tuturnya.

Sementara itu, pendapat yang sama juga dikemukakan Sekretaris Umum PGI Gomar Gultom. Menurut Gomar, dialog tersebut harus segera dilakukan agar tidak menimbulkan persepsi buruk di mata masyarakat.

"Jangan nantinya dialog itu malah hanya menjadi wacana dan bentuk pencitraan baru saja dari pemerintah. Kalau seperti itu tentu justru akan menjadi problem," kata Gomar.

Upaya dialog pernah dikemukakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, usai rapat terbatas mengenai persoalan di Papua pada Rabu (9/11/2011). Menurut Presiden, langkah dialog penting dalam kerangka mendorong penyelesaian permasalahan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Papua.

Pemerintah juga telah membuat Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B) yang diketuai oleh Bambang Dharmono. Selain itu, pemerintah juga sudah menunjuk Farid Husein untuk menjadi perantara untuk mempercepat proses dialog Jakarta-Papua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

    Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

    Nasional
    Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

    Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

    Nasional
    Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

    Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

    Nasional
    PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

    PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

    Nasional
    Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

    Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

    Nasional
    Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

    Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

    Nasional
    Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

    Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

    Nasional
    PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

    PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

    Nasional
    Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

    Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

    Nasional
    Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

    Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

    Nasional
    Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

    Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

    Nasional
    KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

    KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

    Nasional
    Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

    Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

    Nasional
    Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

    Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

    Nasional
    Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

    Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com