Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulastomo: Saya Pernah Diberi Senjata oleh TNI AD

Kompas.com - 08/11/2011, 15:50 WIB
Sonya Helen Sinombor

Penulis

KOMPAS.com - Ketika menjabat Ketua Umum PB Himpunan Mahasiswa Islam (periode 1960-1966), ternyata Sulastomo pernah diberikan senjata oleh TNI Angkatan Darat.

"Mungkin Anda tidak mengetahui, kalau HMI dan PMKRI dengan Pak Harto saat itu punya kedekatan. Mungkin Anda tidak percaya kalau saya pun diberikan senjata oleh TNI untuk melindungi diri dilengkapi dengan sandinya. Karena waktu itu antara bunuh dan membunuh tidak ada bedanya," papar Sulastomo.

 

Senjara itu diberikan Pak Harto tiga hari setelah peristiwa 30 September 1965 untuk menjaga diri. Sandi yang diberikan, misalnya kalau ditanya "anjing"....harus dijawab..."galak".

 

Pengalaman yang selama ini ditutupi Sulastomo, akhirnya diungkap Sulastomo saat tampil sebagai narasumber dalam acara Bedah Buku "Pak Harto The Untold Stories" di Toko Buku Gramedia Pandanaran, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (5/11/2011) lalu.

 

Pengakuan ini disampaikan Sulastomo menjawab pertanyaan, apakah benar Pak Harto melindungi mahasiswa. Oleh Sulastomo dijawab, Pak Harto sangat membela dan melindungi mahasiswa, terutama dari HMI dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI).

 

Dalam acara itu, Sulastomo juga menceritakan dia pernah bertanya langsung kepada Pak Harto, apa benar Pak Harto bermusuhan dengan mantan Presiden Soekarno. Namun hal itu dibantah Pak Harto.

 

"Saya ingin klarifikasi bahwa Pak Harto tidak senang kalau dikatakan tidak hormat pada Bung Karno. Dan itu saya tanya sendiri kepada beliau. Ini penting sekali untuk diketahui masyarakat, karena masih saja ada yang mengatakan bahwa Pak Harto itu kudeta terhadap Bung Karno," ujarnya.

 

Tak Cuma Sulastomo yang buka-bukaan, mantan Bupati Wonogiri juga mengakui kalau dia juga pernah mendapat senjata dari TNI pascaperistiwa 30 September.

"Dulu kota Solo, kota yang paling berbahaya, waktu itu sulit membedakan antara yang memberontak dan tidak. Saya waktu itu, salah satu komandan Resimen Mahasura. Satu-satunya di Indonesia Resimen Mahasura dibawah Pangdam, dan Kodim itu kami. Kita juga dipersenjatai. Saya komandan," papar Begug.

 

Sementara Fadli Zon (wakil ketua umum Partai Gerindra) yang juga menjadi narasumber bedah buku tersebut mengungkapkan hingga kini, ada banyak hal yang tidak diketahui publik mengenai Pak Harto. "Saya masih punya hasil wawancara dengan Pak Harto sebelum beliau wafat," ujarnya. 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com