Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden SBY Luncurkan Album Keempat

Kompas.com - 31/10/2011, 18:09 WIB
Ary Wibowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali meluncurkan album baru berjudul Harmoni Alam Cinta dan Kedamaian. Peluncuran album tersebut dilaksanakan di Gedung Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (31/10/2011). Seperti tiga album sebelumnya, Presiden kali ini juga menggandeng beberapa musisi Indonesia untuk menyanyikan lagu ciptaannya tersebut.

Beberapa musisi itu di antaranya Afgan, Sandhy Sandoro, Rio Febrian, Agnes Monica, Andi Rif, Joy Tobing, Rafika Duri, Harvey Malaiholo, dan Jeffrey Pescetto. Dalam penghantar album, Presiden yang kebetulan tidak menghadiri acara peluncuran tersebut mengatakan, album tersebut merupakan ungkapan kegelisahan dan keprihatinan dalam berbagai permasalahan di Indonesia.

Menurut Presiden, ekspresi dalam lagu itu juga sebagai bentuk keyakinan dan pengharapan tentang masa depan Indonesia. "Harmoni yang saya ekspresikan dalam album ini tidak saja dalam hubungan antarmanusia, tetapi juga antarbangsa, dan yang tidak kalah penting adalah hubungan harmonis antara manusia dan alam semesta," ujar Presiden.

Presiden menambahkan, harmoni dalam arti sesungguhnya adalah tatanan perdamaian yang terwujud dalam realitas kemajemukan. "Perbedaan tidak menjadi sebab perseteruan, apalagi perpecahan, tapi justru mematangkan kokoh simpul tali persatuan," kata Presiden.

Harvey Malaiholo, salah seorang penyanyi dalam album tersebut, mengatakan, album tersebut merupakan nilai tambah dari Presiden SBY. "Jadi, beliau sampaikan sebuah pesan kepada masyarakat yang mungkin tidak bisa diterima dalam pidato yang disampaikan. Jadi, beliau sampaikan lewat album ini," ujar Harvey di sela-sela acara peluncuran.

Harvey yang dalam album tersebut menyanyikan lagu Harmoni yang Indah bersama Rafika Duri menilai, Presiden menciptakan lagu tersebut dengan pertimbangan matang. "Jadi, ada yang tersiar di balik yang tersurat. Paling tidak dalam lagu yang saya nyanyikan ada pesan-pesan khusus, di mana kita harus saling menghargai keberagaman di Indonesia ini," katanya.

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik mengatakan, karya Presiden SBY dalam lagu secara umum ditujukan kepada rakyat dan bangsa Indonesia. Menurut dia, menyampaikan pesan melalui lagu akan lebih mudah diserap dan lebih dimengerti oleh masyarakat.

"Orang Indonesia, kan, kadang-kadang tidak masuk kalau melalui pidato. Jadi, lagu ini untuk semua masyarakat. Banyak pesan-persan yang ditulis oleh beliau dalam lagu ini," kata Jero yang mengaku dijadikan orang pertama menyanyikan lagu berjudul Harmoni dalam album tersebut.

Album Harmoni Alam Cinta dan Kedamaian itu merupakan album keempat Presiden, setelah album-album sebelumnya, yakni Rinduku Padamu (2007), Evolusi (2009), Ku Yakin Sampai di Sana (2010). Delapan judul lagu dalam album tersebut adalah "Kembali" dinyanyikan oleh Afgan, "Untuk Bumi Kita" (Sandhy Sandoro), "Kuyakin Sampai di Sana" (Rio Febrian), "Berkelana ke Ujung Dunia" (Agnes Monica dan Andi/Rif), "Adakah" (Joy Tobing), "Harmoni yang Indah" (Rafika Duri dan Harvey Malaiholo), Save Our World (Jeffrey Pescetto), dan "Bersatu dan Maju" (Joy Tobing).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

Nasional
'Groundbreaking' IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

"Groundbreaking" IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

Nasional
Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Nasional
Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Nasional
PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

Nasional
Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Nasional
Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali Saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali Saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Nasional
Halalbihalal Merawat Negeri

Halalbihalal Merawat Negeri

Nasional
Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com