Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati Puji Sikap Nasionalisme Khadafy

Kompas.com - 23/10/2011, 09:55 WIB

CIREBON, KOMPAS.com — Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri menilai, jatuhnya Presiden Libya Moammar Khadafi karena intervensi asing yang mengincar ladang minyak Libya. Ia pun memuji sikap nasionalisme Khadafy sehingga ladang minyak Libya tertutup bagi asing.

Megawati mengaku sempat berbicara dengan Khadafy sebelum Libya digoyang aksi pemberontak. Saat itu, Khadafy membeberkan langkah Libya yang tertutup dari asing. Sementara itu, Libya di bawah kendali Khadafy berencana menggenjot angka produksi minyaknya dari 600.000 barrel per hari menjadi 1,6 juta barrel per hari.

"Mengapa sih, kamu tutup negaramu ini terus?" kata Megawati mengulang pertanyaannya kepada Khadafy. Pertanyaan tersebut, kata Megawati, kemudian dijawab oleh pemimpin Libya yang sudah lebih dari 42 tahun berkuasa ini. "Ya mengapa kami kaya, punya minyak. Kami yang menentukan minyak itu," ujar Khadafy ditirukan Megawati di sela-sela pertemuan dengan kader PDI-P di Cirebon, Sabtu (22/10/2011).

Tak puas atas jawaban Khadafy, Megawati pun kembali mencecar dengan pertanyaan, "Berapa yang dijual harganya?" "Yang penting paling besar buat rakyat Libya," jawab Khadafy ditirukan Megawati lagi.

Megawati kemudian mengaitkan sikap berani Khadafy terhadap pihak asing dengan kondisi Indonesia saat ini. Menurut Megawati, saat ini, terkesan pemerintah malah "manut" dengan intervensi asing.

Khadafy tewas Kamis siang di Sirte dengan luka tembak di dada, kaki, dan kepala. Khadafy tewas ditembak pejuang Dewan Transisi Nasional.(Tribunnews.com/Rachmat Hidayat)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com