Patrialis Akbar ikhlas kehilangan jabatan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Dia bahkan guyon (bercanda) saat memberi sambutan.
Diberhentikan setelah menjabat selama dua tahun, kata Patrialis, tak perlu dipikirkan. Jabatan menteri hukum atau menteri kehakiman amat dinamis. Sepanjang Indonesia merdeka, sudah 28 orang yang menjabat, dimulai oleh Soepomo, dengan masa jabatan bervariasi, mulai kurang dari sebulan hingga 10 tahun.
”Ada yang hanya 20 hari. Pak Hamid Awaluddin hampir sama dengan saya,” kata Patrialis, yang disambut tawa hadirin. Dalam serah terima jabatannya dengan Amir Syamsuddin, yang menjabat Menhuk dan HAM baru, hadir pula mantan Menhuk dan HAM Hamid Awaluddin, yang kini bertugas sebagai Duta Besar RI untuk Rusia.
Patrialis menilai keputusan Presiden untuk menggantinya sudah tepat sehingga dia ikhlas. Kalau lebih dari dua tahun, jangan-jangan malah menjadi tersangka pula. Hadirin pun tertawa. Jabatan bukan segalanya.
Patrialis menilai, Amir adalah pilihan tepat bagi Menhuk dan HAM. Ia juga menceritakan kiprah mereka berdua saat menjadi Tim Sukses Susilo Bambang Yudhoyono dalam menangani sengketa hasil pemilu presiden. Amir menjadi Ketua Badan Bantuan Hukum dan Patrialis sebagai wakilnya.
”Alhamdulillah, saya dulu dikasih kesempatan. Kalau Pak Amir dapat kesempatan di kementerian ini, sangat logis dan wajar. Beliau juga berkeringat. Kalau di DPR, ini PAW (pergantian antarwaktu),” katanya. Hadirin kembali tertawa.
Patrialis meminta maaf kepada rakyat Indonesia bila ada kekurangan saat bertugas sebagai Menhuk dan HAM. Setelah tak menjabat, dia menerima surat keputusan untuk mengajar kembali di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jakarta, almamaternya. Selain itu, ia juga masih harus menyelesaikan program doktor ilmu hukum di Universitas Padjadjaran.
Kembali mengajar juga menjadi rencana Darwin Zahedy Saleh setelah tak lagi menjabat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Rabu, ia menyerahkan jabatan itu kepada koleganya, sesama kader Partai Demokrat, Jero Wacik, yang semula menjabat sebagai Menteri Kebudayaan dan Pariwisata.
Darwin tercatat sebagai dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Ia juga pernah menggeluti dunia perbankan. ”Insya Allah, sehari-hari mengajar. Yang paling tepat adalah kembali ke buku,” tuturnya. Ia juga akan kembali aktif di kepengurusan Partai Demokrat. Sebelumnya, ia aktif di partai yang didirikan Presiden Yudhoyono itu. ”Di Partai Demokrat itu sudah mendarah daging. Tak harus di struktur,” katanya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.