Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kambuaya, Alumnus SMEA Juga Bisa Jadi Menteri

Kompas.com - 19/10/2011, 14:43 WIB
Ichwan Susanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Nama Prof Balthasar Kambuaya tiba-tiba melejit saat dirinya menapakkan kaki di Istana Negara, Jakarta, guna memenuhi panggilan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Semua mata tertuju pada sosok pria asal Ayamaru di Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat.

Ya, ia ditunjuk menjadi Menteri Lingkungan Hidup, menggantikan koleganya sesama pengabdi di universitas, Prof Gusti Muhammad Hatta, yang memegang jabatan baru sebagai Menteri Riset dan Teknologi.

Balthasar atau kerap disapa Berth masih menjabat sebagai Rektor Universitas Cenderawasih di Jayapura, Papua, selama dua periode, atau sejak tahun enam tahun lalu. Suami dari Yuliana Moso ini berasal dari SD Yayasan Pendidikan Kristen di Kampung Kambuaya, Ayamaru, Sorong (1966).

Kemudian, anak dari (alm) Abraham Kambuaya dan Sara Jitmau ini melanjutkan ke SMEP Negeri Teminabuan di Sorong (1971). Ia lalu melanjutkan pendidikan ke SMEA Negeri Sorong. Pada tahun 1978, ia lulus menjadi sarjana muda dari Universitas Cenderawasih Jayapura, Papua. Tak puas bergelar D-3, ia melanjutkan lagi pendidikan S-1 di Universitas Brawijaya Malang.

Periode ini, tahun 1981, ia diangkat menjadi dosen Fakultas Ekonomi Universitas Cenderawasih. Sebagai dosen, pada tahun 1989, ia pernah menerima Satya Lencana Adhitya Dharma Nugraha dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai dosen teladan.

Kariernya terus meningkat menjadi Kepala Subag Lembaga Penelitian Uncen; Pembantu Dekan Fakultas Ilmu Hukum, Ekonomi, dan Sosial; Pembantu Dekan Fakultas Ekonomi; Dekan Fakultas Ekonomi, dan menjadi pucuk pimpinan perguruan tinggi paling bonafit di ujung timur Papua itu.

Selama menjadi Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi pada tahun 1996, ia melanjutkan pendidikan pada Magister Business Administration (MBA) di Durham University Business School, Inggris. Kemudian, strata tertinggi pada perguruan tinggi, yaitu doktor (S-3), diraih oleh ayah dari lima anak (Mayland, Edita, Abraham, David, dan Stenly Kambuaya) ini melalui Universitas Hasanuddin Makassar pada bidang ekonomi.

Di Papua, ia dikenal sebagai seseorang yang memberi perhatian pada isu otonomi khusus Papua. Berth pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Tim Penyusunan UU Otonomi Khusus Papua. Hingga kini, sejak tahun 2000, ia pernah menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris Bank Papua.

Kini, ia dipercaya memegang ujung tombak masa depan lingkungan hidup Indonesia. Sosoknya membuktikan bahwa anak SMEA atau kini sekolah menengah kejuruan yang telaten dan rajin mampu menduduki kursi penting di negara ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com