JAKARTA, KOMPAS.com - PT Duta Graha Indah mendatangi panitia tender proyek pembangunan wisma atlet SEA GAMES di Palembang, Sumatera Selatan, meminta untuk dimenangkan. Namun, PT DGI dipilih sebagai pemenangan tender semata-mata karena mengajukan penawaran paling rendah.
Demikian pengakuan Ketua Pengadaan Proyek Wisma Atlet, Arifin, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (19/11/2011). Ia hadir sebagai saksi atas terdakwa kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet Wafid Muharam, mantan Sekretaris Kemenpora.
"Ada dari DGI sendiri datang, ada Pak Idris (Manajer Pemasaran PT DGI Mohamad El Idris), Wawan Karmawan (staf PT DGI), yang pesannya minta dibantu," kata Arifin.
Namun ia membantah adanya instruksi dari Wafid untuk memenangkan perusahaan kontraktor tersebut. Arifin juga mengatakan, dia sempat menerima pemberian Rp 50 juta dari PT DGI. "Yang beri, langsung Pak Idris," ucapnya.
Namun uang itu kemudian dikembalikannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi. Menurut Arifin, ada tiga perusahaan lain yang masuk kualifikasi tender wisma atlet selain PT DGI yakni Nidya Karya, Wijaya Karya, dan Waskita Karya.
Namun PT DGI menjadi pemenang tender karena dinilai memenuhi syarat administrasi dan menawarkan harga rendah.
Kasus dugaan suap wisma atlet muncul di tengah pembangunan proyek SEA Games senilai Rp 191 miliar itu. Kasus berawal dari tertangkap tangannya Wafid bersama Direktur Pemasaran PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang dan Manajer Pemasaran PT Duta Graha Indah (PT DGI) Mohamad El Idris.
Saat itu, PT GDI telah menandatangani kontrak pelaksana wisma atlet dan mendapatkan uang muka proyek. Adapun Wafid diduga menerima pemberian berupa cek senilai Rp 3,2 miliar dari Rosa dan El Idris. Diduga, cek diberikan untuk memenangkan PT DGI. Namun Wafid membantah hal itu.
"Kemenpora sama sekali tidak ada kepentingan dengan pemenangan PT DGI. Itu sudah diproses secara benar, profesional, saya percaya itu dilakukan panitia," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.