Jakarta, Kompas -
Menurut Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi di Jakarta, Senin (10/10), Indonesia dan Malaysia sudah membahas masalah perbatasan di Kalimantan pada tahun 1978 di Semarang. Ke depan, pertemuan akan dijadwalkan kembali.
Di Kalimantan, sebagian lokasi perbatasan yang masih menjadi sengketa terdapat di Kalimantan Barat, seperti di Tanjung Datu, Gunung Raya, Sungai Buah, dan Batu Aum. Sebagian lainnya terdapat di Kalimantan Timur, seperti Sungai Simantipal. Sungai Sinapad, dan Pulau Sebatik (Kompas, 7/11/2009).
Gamawan memastikan, masalah perbatasan dengan Malaysia sampai saat ini masih dalam tahap perundingan. Karena itu, belum ada penegasan wilayah Indonesia dan Malaysia. ”Karena itu, jangan buru-buru kita sebut mereka mencaplok. Setiap saat kita masih berunding dengan Malaysia,” tuturnya.
Komisi I DPR memang menilai terjadi pergeseran patok di perbatasan Indonesia-Malaysia di Kecamatan Camar Bulan dan Tanjung Batu, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Namun, sejauh ini belum terlihat tindakan atau protes pemerintah.
Selain itu, Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) sudah menetapkan 111 kecamatan sebagai prioritas pengelolaan perbatasan. Namun, Gamawan mengatakan tak ingat secara rinci wilayah yang diprioritaskan itu.
Secara terpisah di Jakarta, Senin, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Joko Suyanto menambahkan, saat ini di daerah perbatasan sedang dilakukan pembangunan ekonomi dan infrastruktur yang dilakukan BNPP. Hal ini antara lain untuk mencegah kepindahan warga Indonesia ke negara tetangga.
Ia mengakui, situasi perbatasan Indonesia dengan Malaysia, Singapura, Timor Leste, Filipina, Australia, dan Papua Niugini berbeda-beda.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.