JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koodinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto menegaskan, tidak ada patok dalam wilayah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia yang bergeser di Kalimantan Barat. Hal tersebut dikemukakan Djoko dalam menanggapi temuan anggota Komisi I DPR, TB Hasanuddin, yang menyatakan wilayah RI di Camar Bulan, Kalimantan Barat, telah dicaplok oleh Malaysia.
"Tidak ada satu pun wilayah yang bergeser. Meskipun patok-patok itu bergeser, koordinatnya tidak mungkin berubah karena sudah diatur dalam perjanjian 78," ujar Djoko saat menggelar konferensi pers di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (10/10/2011).
Sebelumnya, TB Hasanuddin mengungkapkan, berdasarkan data yang diperoleh, wilayah RI di Camar Bulan Malaysia hilang 1.400 hektar dan di Tanjung Datu, pantai RI hilang 80.000 meter persegi. Bahkan, menurut Hasanuddin, Malaysia sudah membangun taman nasional dan budidaya penyu di dua daerah tersebut.
Dijelaskan Djoko, di dua daerah tersebut terdapat 156 patok yang memisahkan wilayah RI dan Malaysia yang diresmikan berdasarkan perjanjian 78. Menurut Djoko, perbatasan tersebut tidak sekadar patok, tetapi ada juga koordinat-koordinat yang memisahkan wilayah RI dan Malaysia.
"Jadi, kalau patoknya bergeser, koordinatnya sudah dipastikan tidak akan bergeser. Dan, kalau ada sinyalemen wilayah kita dicaplok, sebutkan wilayah mana yang dicaplok karena saya tidak tahu wilayah yang dicaplok itu mana saja," kata Djoko.
Ditambahkan Djoko, berdasarkan survei Badan Koordinasi Survei dan Pementaan Nasional di Kalimantan Barat pun tidak ditemukan satu wilayah Indonesia yang bergeser. Namun, menurut Djoko, beberapa patok tersebut memang sedikit rusak karena beberapa daerah terkena abrasi seperti di daerah Camar Bulan, di koordinat A 104.
"Karena rusak, masing-masing negara membuat beberapa poin batas referensi. Mungkin batas referensi itulah yang dikira kalau patok-patok itu bergeser. Jadi, informasi mengenai hal ini juga harus disampaikan dengan baik, dan harus cepat di-clear-kan supaya tidak ada isu yang tidak bergulir tidak pada tempatnya," tegas Djoko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.