Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lari Itu Gaya Hidup Kami....

Kompas.com - 07/10/2011, 10:45 WIB

KOMPAS.com - Kalau bersepeda sudah bisa jadi gaya hidup orang Jakarta, mengapa lari tidak bisa? Soal badan jadi sehat, itu bonusnya. ”Lari itu gaya hidup kami...,” kata anggota komunitas Indo Runners.

Anggota komunitas Indo Runners itu adalah pebiola Maylaffayza. Ia bergabung dengan komunitas pencinta lari itu sejak 2009. Kamis (22/9/2011) malam, Fayza bersama 20-an anggota komunitas Indo Runners berkumpul di salah satu sudut pelataran mal fX di kawasan Senayan, Jakarta. Sekitar pukul 20.00, sesuai waktu yang telah dijadwalkan, mereka berlari menyusuri Jalan Jenderal Sudirman untuk memasuki kawasan Gelora Bung Karno, lalu menuju Jalan Asia Afrika, kembali ke Jalan Jenderal Sudirman mengarah tempat awal berkumpul.

Mereka menembus keramaian orang yang tengah menanti kendaraan umum. Mereka berlari di gelapnya lapangan Parkir Timur Senayan. Kaki-kaki berlari di trotoar yang bergelombang. Setelah menelusuri jalan dengan jarak sekitar lima kilometer, anggota Indo Runners kembali ke tempat awal berkumpul sekitar 35-40 menit kemudian.

Tak ada persaingan dalam kegiatan Thursday Night Run (TNR) yang dibuat sejak bulan puasa, dua bulan lalu. Semua bebas berlari sesuai kemampuan masing-masing. Kalau tak kuat, diselingi berjalan pun tak masalah.

”Lari di komunitas Indo Runners harus dibuat menyenangkan. Kalau kesannya menyakitkan, orang malah enggan untuk lari,” kata Reza Puspo, yang membuat Komunitas Indo Runners melalui Facebook pada 2009.

Kostum ”nyeleneh”
Dan, Indo Runners mempunyai cara tersendiri untuk membuat lari menjadi menyenangkan. Salah satunya berlari dengan menetapkan dress code pada acara tertentu, seperti yang dilakukan dalam sebuah lomba lari pada acara ulang tahun Jakarta, Juni 2011. Ketika itu, anggota Indo Runners berlari sambil memakai kostum unik, mulai dari kostum Si Pitung, Superman, Wonder Woman, sampai kostum berbentuk lebah.

”Sebenarnya, secara tidak resmi kami sering menentukan baju yang akan dipakai setiap lari. Misalnya, pakai warna biru atau pink. Tetapi, ide memakai kostum unik baru benar-benar diterapkan waktu ada lomba lari ulang tahun Jakarta. Kami melakukannya supaya menarik perhatian orang dan orang itu jadi tertarik untuk lari,” tutur anggota lain, Yomi Wardhana.

Minggu pagi ini, hal serupa dilakukan komunitas yang selalu membuka pintu untuk anggota baru. Dalam rangka memperingati Hari Batik, mereka berlari dengan mengenakan pernak-pernik batik dalam acara rutin Sunday Morning Run (SMR). Bentuknya, boleh berupa baju, selendang, topi, celana, atau kebaya.

Selain TNR, Indo Runners memang punya kegiatan lari bersama setiap Minggu pagi. Start dari fX, mereka akan berlari menuju Bundaran Hotel Indonesia (HI), lalu kembali lagi ke fX, dengan jarak sekitar sembilan kilometer.

”Kalau tidak kuat, enggak harus ikut lari seperti itu. Ada yang lari sampai HI, lalu menggunakan bus transjakarta saat kembali ke fX,” kata Fayza, yang menularkan hobi lari kepada suaminya, Yasha Chatab.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com