Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badan Anggaran Sandera Rakyat

Kompas.com - 28/09/2011, 15:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dinilai telah menyandera seluruh rakyat Indonesia terkait keputusan menghentikan Pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2012 .

Pasalnya, pembahasan RAPBN itu menyangkut seluruh rakyat. Demikian dikatakan Danang Widoyoko, Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) saat diskusi di Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Rabu ( 28/9/2011 ).

Menurut Danang, perlawanan luar biasa dari Badan Anggaran maupun DPR kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lantaran KPK mulai mengusik Badan Anggaran yang menurutnya sarat kepentingan koruptif. Sebelumnya, tak ada yang mengusik Badan Anggaran karena publik sulit mengakses informasi selama pembahasan anggaran.

"Dulu KPK menangani korupsi Bupati, Gubernur, mantan menteri. Terakhir, walaupun tanpa sengaja, menangani penyuapan lalu berujung pada Banggar (Badan Anggaran). Di situ lah pusat korupsi politik. Mau ngerampok yah langsung ke pusat. Mau ngerampok emas yah ke toko emas. Sekarang KPK mulai masuk ke ruang-ruang yang tertutup makanya perlawananya luar biasa," kata dia.

Dikatakan Danang, jika tidak terungkap kasus penyuapan di Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, penyimpangan di Badan Anggaran tak akan terbongkar. Pasalnya, kata dia, tidak akan terlihat penyimpangan jika hanya melihat dalam proses tender.

"Proses tender kalau dilihat semua baik-baik saja. Korupsi politik mulai terjadi dari pembahasan anggarannya," ujar Danang.

Seperti diberitakan, belum ada perkembangan berkaitan dengan dihentikannya pembahasan RAPBN 2012 itu. Badan Anggaran masih menunggu tindak lanjut pimpinan badan legislatif sesuai surat yang dikirim pimpinan Badan Anggaran.

Pimpinan DPR akan melakukan pembicaraan dengan Ketua KPK, Jaksa Agung, dan Kepala Polri untuk membicarakan keluhan Banggar itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    [POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

    [POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

    Nasional
    Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

    Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

    Nasional
    Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

    Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

    Nasional
    Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

    Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

    Nasional
    GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

    GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

    Nasional
    Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

    Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

    Nasional
    Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

    Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

    Nasional
    Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

    Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

    Nasional
    Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

    Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

    Nasional
    Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

    Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

    Nasional
    Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

    Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

    Nasional
    Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

    Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

    Nasional
    Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

    Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

    Nasional
    Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

    Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com