Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Radikalisme Belum Tersentuh

Kompas.com - 28/09/2011, 03:02 WIB

Jakarta, Kompas - Pemerintah mengakui, upaya deradikalisasi yang terus dilakukan justru belum menyentuh kelompok-kelompok radikal yang masih hidup dan berkembang di masyarakat. Hal ini karena Kementerian Agama kesulitan mengidentifikasi dan masuk ke kelompok radikal.

”Deradikalisasi itu dilakukan secara terus-menerus, tidak pernah berhenti, dan melibatkan tokoh-tokoh agama. Namun, deradikalisasi yang dilakukan itu targetnya bukan orang-orang yang radikal, melainkan orang-orang yang tidak radikal supaya tidak masuk paham radikal. Jadi sifatnya preventif,” kata Menteri Agama Suryadharma Ali, Selasa (27/9), di kantor Wakil Presiden, Jakarta.

Usaha deradikalisasi itu, menurut Suryadharma, lebih efektif jika menyentuh kelompok-kelompok radikal. Namun untuk menjangkau kelompok itu, pihaknya kesulitan karena orang- orang yang berada dalam jaringan kelompok radikal tersebut tak jelas organisasinya dan selalu berpindah-pindah.

”Kalau yang kami lakukan ini hanya bersifat preventif, pembicaraannya di mushala, di masjid- masjid, majelis taklim, dan pesantren,” kata Suryadharma.

Sejauh ini, kelompok radikal yang dapat disentuh upaya deradikalisasi dari Kementerian Agama masih sebatas mereka yang telah tertangkap dan dipenjara. Itu pun yang bisa diluruskan pandangan agamanya hanya mereka yang berada di strata bawah.

”Deradikalisasi kelompok radikal itu yang paling mungkin kepada mereka yang sudah ditangkap dan dipenjara. Yang bisa diluruskan kembali pandangan mereka yang keras dan menyimpang itu hanya pengikut-pengikutnya di strata bawah. Kalau tokoh, itu sudah susah,” katanya.

Usaha deradikalisasi terpidana teroris yang di strata bawah itu pun, menurut dia, yang berhasil persentasenya kurang dari 50 persen.

Seruan Said Aqil

Ketika mengunjungi lokasi peristiwa bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton dan para korban ledakan di Rumah Sakit Dr Oen, Solo, kemarin, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siroj

mengharapkan ledakan bom bunuh diri di GBIS Kepunton tidak menimbulkan saling curiga atau perpecahan di antara umat beragama. ”Kalau kita saling pecah, teroris senang karena seperti yang mereka inginkan,” katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com