Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dongeng Candi Prambanan di Bumi Sriwijaya

Kompas.com - 23/09/2011, 03:34 WIB

Oleh Irene Sarwindaningrum

Pembangunan arena SEA Games di Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan, ibarat menghidupkan kembali dongeng tentang Candi Prambanan. Jika Bandung Bondowoso harus membangun seratus candi dalam semalam, Jakabaring Sport City harus selesai dalam waktu kurang dari setahun.

SEA Games XXVI tinggal 49 hari lagi. Nyatanya, dari 17 arena di Palembang, baru sekitar empat lokasi yang telah benar-benar siap digunakan. Hingga Selasa (21/9), arena panjat tebing terlihat baru berwujud kerangka, lapangan voli pantai belum ditimbun pasir, arena atletik masih membangun tribune dan lintasan pemanasan, kolam di Pusat Akuatik belum terisi air karena masih dalam penyelesaian akhir.

Sabtu (17/9) sore, kegelisahan itu terdengar dalam rapat kecil beberapa karyawan PT Prambanan Dwipaka, perusahaan kontraktor yang membangun arena Pusat Akuatik, Lapangan Tembak, dan Atletik. Beberapa kali, kata ”uang” dan ”kurang” terdengar dari rapat kecil yang dipimpin Manajer Proyek Pembangunan Pusat Akuatik, Arena Atletik, dan Lapangan Tembak itu, Endang Hidayat.

”Kami tak tahu lagi sampai kapan keuangan kami dapat bertahan,” kata Endang pada beberapa kesempatan.

Maklum, pihaknya selama ini harus menalangi sendiri biaya pembangunan. Padahal, berdasarkan kontrak, biaya akan diberikan berdasarkan laju pembangunan. Akibatnya, kontraktor terpaksa berutang dulu pada subkontraktor dan penyedia material agar pembangunan tetap jalan.

Akibat dana seret, jadwal penyelesaian pusat akuatik, lapangan tembak, dan lapangan atletik mundur tiga bulan dari rencana awal, Juli 2011. Kini, diperkirakan, arena itu selesai pada pertengahan Oktober. Itu pun wahana tembak reaksi (skeet and trap) batal dipasang sebelum SEA Games karena nomor itu tidak dipertandingkan dalam SEA Games. ”Kami fokus dulu pada pembangunan yang benar-benar untuk SEA Games. Pembangunan sarana lainnya tetap akan dilanjutkan, tetapi mungkin setelah SEA Games,” kata Asisten II Bidang Pembangunan dan Ekonomi Sekretaris Daerah Provinsi Sumsel Eddy Hermanto.

Mepet sejak awal

Koordinator Test Event di Palembang, yang juga Wakil Ketua Umum II Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumatera Selatan Dhennie Zainal, menilai, waktu yang disediakan untuk mempersiapkan SEA Games sudah mepet sejak awal. Kepastian penunjukan Sumsel sebagai salah satu lokasi penyelenggaraan SEA Games baru diputuskan pada 20 Oktober 2010.

Ditambah lagi, proses tender tujuh arena di Palembang yang dilakukan pemerintah pusat baru dilakukan April 2011. Praktis, waktu yang dimiliki untuk ”menyulap” lahan rawa Jakabaring menjadi kompleks olahraga Jakabaring Sport City seluas 354 hektar hanya kurang dari setahun. Bandingkan dengan persiapan PON XVIII di Riau yang mendapat waktu empat tahun.

Ketua Bidang Pertandingan SEA Games di Palembang Djumadin Safril menilai, seretnya dana tak lepas dari perkara kasus suap Wisma Atlet. ”Berbagai pihak, termasuk pemerintah sendiri, terkesan menjadi ragu-ragu mengucurkan dana,” katanya.

Semoga tragedi dikutuknya Loro Jonggrang—karena satu gugus candi yang tak rampung dalam dongeng Candi Prambanan—tak perlu terjadi di Bumi Sriwijaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com