Oleh SUHARTONO dan ORIN BASUKI
Proses pencairan anggaran di APBN dan APBN-P 2011 untuk tempat pertandingan dan penyelenggaraan tak mudah. Apalagi, setelah Wafid dibui sejak 21 April 2011 dengan tuduhan menerima cek senilai Rp 3,2 miliar dari Manajer Pemasaran PT Duta Graha Indah Mohammad El Idris.
Panitia Penyelenggara SEA Games pun pernah mengancam mengembalikan tugasnya kepada Presiden jika anggaran belum juga cair. Ironis memang. Waktu mepet, tetapi sisa dana Rp 600 miliar di APBN 2011 dan dana tambahan Rp 700 miliar di APBN-P 2011 tak segera cair.
Tak heran jika Inasoc melalui Kemenpora meminta payung hukum untuk mengatasi kondisi darurat itu. Selain minta dibolehkan menggunakan dana sponsor dan penjualan barang-barang untuk dukungan dana, Inasoc juga minta pengadaan barang dan jasa melalui penunjukan langsung.
”Waktu itu saya yakin semua lancar, termasuk pencairan anggaran. Proses penerbitan daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) sudah selesai sejak awal tahun. Sebelum ada masalah, saya teken pencairan DIPA senilai Rp 300 miliar, yang tendernya April-Mei,” ungkap Wafid kepada Kompas seusai sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (21/9).
Namun, apa boleh buat. Wafid tersandung. Setelah ia ditahan, kendala internal terkait proses dan mekanisme pencairan anggaran APBN muncul. Menurut dia, dibutuhkan seorang pejabat yang memahami birokrasi untuk melaksanakan prosedur terkait pencairan anggaran. Apalagi untuk perhelatan seperti SEA
Seretnya pencairan anggaran terlihat dalam laporan tertulis Kemenpora kepada Komisi X DPR, 8 September 2011. Realisasi penyerapan anggaran SEA
Komunikasi
Sejak DIPA diterbitkan Januari lalu, pencairan anggaran di Kemenkeu sebenarnya tak sulit. Syaratnya, ada komunikasi yang baik antara Kemenpora dan Kementerian Keuangan.