BOROBUDUR, JAWA TENGAH - Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, Kamis (22/9/2011), membuka kembali lantai delapan, sembilan, dan sepuluh Candi Borobudur untuk wisatawan.
Sebelumnya ketiga lantai tersebut ditutup sejak Oktober 2010 untuk proses pembersihkan abu vulkanik Gunung Merapi yang menempel di batuan candi itu.
Kepala Balai Konservasi Peninggalan Borobudur Marsis Sutopo, di Magelang, Kamis (22/9/2011), mengatakan setelah proses pembersihan dan kemudian dilakukan evaluasi maka lantai delapan, sembilan, dan 10 siap dibuka untuk wisatawan.
Ia menjelaskan beberapa permasalahan muncul akibat erupsi Merapi yakni abu vulkanik masuk ke rongga stupa dan batu candi. Oleh karena itu, lanjutnya, rongga stupa dan batu candi harus dibersihkan hingga layak dikunjungi.
Selain itu, katanya, rusaknya mortar penutup sela-sela batu lantai dan diperparah abu vulkanik yang bersifat asam. Mortar penutup usianya telah mencapai 100 tahun sejak pemugaran Van Erp di tahun 1907-1911.
"Terbukanya sela-sela batu candi dikhawatirkan menyebabkan air masuk ke dalam tubuh candi yang berpotensi membahayakan stabilitas struktur tanah bukit di bawah candi," katanya.
Ia mengatakan, agar kunjungan dapat berjalan lancar dan tertib khususnya di lantai delapan, sembilan, dan sepuluh, maka dilakukan pengaturan wisatawan. Jumlah pengunjung yang naik di tiga lantai tersebut dibatasi. Pada saat yang bersamaan, hanya boleh dikunjungi 73 hingga 82 orang.
"Perhitungan tersebut dengan pertimbangan jumlah stupa 72 buah dan satu stupa induk. Jika satu stupa setara dengan satu pengunjung dan stupa besar setara dengan satu hingga 10 pengunjung maka batas pengunjung yang layak adalah 73 hingga 82 orang," katanya.
Ia menuturkan jumlah pengunjung yang terbatas akan meningkatkan kenyamanan dan penghargaan terhadap situs dan memudahkan pengaturan.
Selain itu, tambahnya, melalui pembatasan maka pengunjung akan berada di area tersebut kurang lebih 15 menit dengan memperhatikan kondisi jumlah pengunjung yang ada.