JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung mendukung rencana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk melakukan reshuffle atau perombakan susunan Kabinet Indonesia Bersatu II. Akbar beralasan, saat ini usia pemerintahan Presiden baru memasuki tahun kedua sehingga pergantian menteri yang dipandang tak berkinerja baik akan membuat pemerintahan berjalan lebih efektif.
"Kompetensi orang harus menjadi pertimbangan utama," kata Akbar pada diskusi di kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (21/9/2011). Dalam melakukan reshuffle, Presiden dapat menggunakan instrumen hasil evaluasi yang dilakukan Unit Kerja Presiden untuk Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).
Politisi senior ini juga mengatakan, Presiden dapat mempertimbangkan hasil survei lembaga survei, termasuk survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang menyebutkan, kepuasan publik terhadap pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono kembali merosot. Saat ini hanya 37,7 persen publik yang puas terhadap kinerja pemerintahan. Sebanyak 44,7 persen publik menyatakan tidak puas dan 17,7 persen tidak menjawab.
Sementara itu, pengamat politik Sukardi Rinakit, Presiden perlu merespon hasil survei yang menunjukkan bahwa kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan SBY-Boediono menurun. Sukardi mengatakan, jika tak segera direspon dengan tindakan nyata, tingkat kepuasan masyarakat terhadap duo SBY-Boediono semakin menurun. "Masyarakat dapat menjadi semakin apatis. Ini berbahaya," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.