Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelaskan Penyebab Kematian Tukang Ojek di Ambon

Kompas.com - 14/09/2011, 21:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Niat pemerintah untuk mengungkap sumber provokasi yang memicu pertikaian di Ambon, pekan lalu, disambut publik. Namun, kepolisian juga diharapkan segera menjelaskan secara gamblang soal kematian tukang ojek yang dianggap memicu kabar simpang-siur sebelum terjadi peristiwa kekerasan itu.

Harapan itu disampaikan Koordinator Kontras Haris Azhar, di Jakarta, Rabu (14/9/2011).

Sebagaimana diberitakan, pertikaian antarwarga di Ambon meletup setelah beredar provokasi di tengah masyarakat pascameninggalnya Darfin Saimen (32), seorang tukang ojek asal Waihaong, Nussinwe, Sabtu malam. Kepolisian kemudian membentuk tim untuk mencari penyebar pesan pendek yang dianggap memprovokasi bentrokan.

Menurut Haris Azhar, langkah polisi untuk membongkar sumber provokasi itu bagus. Namun, lebih jauh lagi, polisi juga harus mau menjelaskan secara terang-benderang perihal penyebab kematian tukang ojek. Soalnya, keluarga korban dan banyak warga Ambon masih mencurigai adanya luka tikam di tubuh korban.

"Sebagian warga dan keluarga korban masih belum percaya, kalau luka itu akibat kecelakaan. Investigasi kepolisian harus dilakukan mulai dari soal penyebab kematian tukang ojek itu," katanya.

Haris mengingatkan, saat terjadi bentrok, jumlah aparat polisi sedikit sehingga tidak bisa mencegah bentrokan meluas. Itu menimbulkan berbagai kecurigaan. "Kenapa bentrokan tidak bisa dicegah? Ke mana para polisi saat warga bentrok di Ambon?" katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com