Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendagri: Rekomendasi KPK Sudah Diikuti

Kompas.com - 14/09/2011, 08:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Terkait rekomendasi Komisi Pemberantasan Korupsi soal KTP elektronik, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengatakan tidak ingat apakah sudah diterima secara tertulis atau lisan. Namun, dari enam rekomendasi itu, lima di antaranya sudah dijalankannya.

Hal itu dikatakan Mendagri Gamawan Fausi di Jakarta guna menanggapi rencana KPK melaporkannya ke Presiden karena diduga tidak menjalankan rekomendasi KPK. Sebelumnya, Mendagri juga dilaporkan ke polisi terkait pengadaan peralatan dalam program e-KTP.

Seperti diberitakan, Wakil Ketua KPK M Yasin mengatakan enam rekomendasi KPK kepada Kemdagri belum ditanggapi. Karenanya, KPK akan mengadukan hal tersebut kepada Presiden. Satu rekomendasi yang tidak diikuti adalah pembersihan data biometrik dan pemisahan dengan pencetakan KTP elektronik.

Menurut Gamawan, hal ini dinilai tidak mungkin dilakukan sebab proyek ini atas perintah DPR. Pengadaan data biometrik dan KTP elektronik juga ditujukan untuk Pemilu 2014. Di sisi lain, pengadaan data biometrik dan pencetakan KTP elektronik secara terpisah akan membuat proyek semakin mahal.

”Kami sudah menjelaskan semua ini kepada KPK pada pertemuan kedua dengan KPK, Januari 2011. Kami juga sudah meminta KPK untuk mencegah penyimpangan dengan menempatkan intel-intelnya di panitia lelang, tetapi tidak ada tanggapan. Juga ketika kami menanyakan kemungkinan penyimpangan dalam tender e-KTP,” tutur Gamawan.

Terkait penyempurnaan grand design dan aplikasi SIAK serta penyediaan jaringan pendukung komunikasi data on-line, kata Gamawan, sudah dilakukan. Demikian pula pembersihan data kependudukan sehingga dihasilkan NIK tunggal.

Saat ini sudah ditemukan 9 juta NIK ganda. Namun, Kemdagri tidak bisa menjamin semua data kependudukan bersih dari data ganda sampai KTP elektronik rampung.

Pendataan penduduk lengkap dengan sidik jari dan iris mata dalam program e-KTP akan mengoreksi kemungkinan data ganda. Adapun lelang e-KTP sudah dilakukan secara elektronik dan dikawal LKPP.

”Soal sistem (lelang), tidak ada yang komplain. Malah awalnya LKPP ingin lelang dipecah-pecah untuk berbagai item barang, tetapi ini sudah diputuskan oleh Wakil Presiden dan ketua tim Menko Polhukam untuk dilakukan dalam satu paket,” tambah Gamawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tim Hukum Anies-Muhaimin Serahkan 35 Bukti Tambahan ke MK

Tim Hukum Anies-Muhaimin Serahkan 35 Bukti Tambahan ke MK

Nasional
PPP Siap Gabung, Demokrat Serahkan Keputusan ke Prabowo

PPP Siap Gabung, Demokrat Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
PDI-P Jaring Nama Potensial untuk Pilkada DKI 2024, yang Berminat Boleh Daftar

PDI-P Jaring Nama Potensial untuk Pilkada DKI 2024, yang Berminat Boleh Daftar

Nasional
Hasto Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Bukan untuk Intervensi MK

Hasto Sebut "Amicus Curiae" Megawati Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Iran Serang Israel, Jokowi Minta Menlu Retno Upayakan Diplomasi Tekan Eskalasi Konflik Timur Tengah

Iran Serang Israel, Jokowi Minta Menlu Retno Upayakan Diplomasi Tekan Eskalasi Konflik Timur Tengah

Nasional
Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Gubernur BI Pastikan Akan Ada Intervensi

Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Gubernur BI Pastikan Akan Ada Intervensi

Nasional
PDI-P Dukung PPP Lakukan Komunikasi Politik Supaya 'Survive'

PDI-P Dukung PPP Lakukan Komunikasi Politik Supaya "Survive"

Nasional
PPP Siap Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PAN: Jangan Cuma Bicara, tapi Akui Kemenangan 02

PPP Siap Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PAN: Jangan Cuma Bicara, tapi Akui Kemenangan 02

Nasional
Kesimpulan Tim Ganjar-Mahfud: Jokowi Lakukan Nepotisme dalam 3 Skema

Kesimpulan Tim Ganjar-Mahfud: Jokowi Lakukan Nepotisme dalam 3 Skema

Nasional
Diduga Terima Gratifikasi Rp 10 M, Eko Darmanto Segera Disidang

Diduga Terima Gratifikasi Rp 10 M, Eko Darmanto Segera Disidang

Nasional
PKB Sebut Prabowo dan Cak Imin Belum Bertemu Setelah Pilpres 2024

PKB Sebut Prabowo dan Cak Imin Belum Bertemu Setelah Pilpres 2024

Nasional
Megawati Serahkan 'Amicus Curiae' Terkait Sengketa Pilpres, Harap MK Mengetuk 'Palu Emas'

Megawati Serahkan "Amicus Curiae" Terkait Sengketa Pilpres, Harap MK Mengetuk "Palu Emas"

Nasional
PKB Baru Tentukan Langkah Politik Setelah Putusan MK soal Sengketa Pilpres

PKB Baru Tentukan Langkah Politik Setelah Putusan MK soal Sengketa Pilpres

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Dampak Geopolitik Usai Iran Serang Israel

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Dampak Geopolitik Usai Iran Serang Israel

Nasional
Pasca-bentrokan Brimob dan TNI AL di Sorong, Pangkoarmada III Pastikan Tindak Tegas Para Pelaku

Pasca-bentrokan Brimob dan TNI AL di Sorong, Pangkoarmada III Pastikan Tindak Tegas Para Pelaku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com