Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemeriksaan Hari Ini Inisiatif Nazaruddin

Kompas.com - 08/09/2011, 17:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak seperti sebelumnya, Muhammad Nazaruddin, tersangka kasus dugaan suap wisma atlet bersedia buka mulut di hadapan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi maupun kepada Komite Etik KPK. Hari ini, Kamis (8/9/2011) mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu mengajukan diri untuk diperiksa Komite Etik. Hal tersebut disampaikan Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK Priharsa Nugraha kepada wartawan, Kamis.

"Tadi kuasa hukumnya menelepon (KPK), katanya Pak Nazaruddin mau bicara, mangkanya diagendakan pemeriksaan siang ini," kata Priharsa. Hal senada disampaikan kuasa hukum Nazaruddin, Dea Tunggaesti. "Beliau (Nazaruddin) akan cerita apa yang beliau ketahui kepada Komite Etik dan penyidik," ungkap Dea melalui pesan singkat.

Saat memasuki gedung KPK untuk diperiksa Komite Etik sekitar pukul 15.00, Nazaruddin berjanji akan bicara soal pimpinan KPK. "Saya mau bicara apa adanya. Tentang pimpinan (KPK)," katanya. Namun mantan anggota DPR itu tidak menjelaskan lebih detil soal informasi yang akan diungkapkannya maupun alasannya tiba-tiba buka mulut.

Ketika ditanya soal perubahan sikap Nazaruddin itu, kuasa hukumnya, OC Kaligis membantah adanya deal-deal yang membuat Nazar tiba-tiba bersedia buka suara. "Kita gak pake deal-deal. Ini kan Komite Etik, dia (Nazaruddin) kemarin mau buka semua, saya enggak pernah ngatur-ngatur soal deal," ujarnya.

Kaligis menambahkan, Nazaruddin akan bicara soal Ketua KPK Busyro Muqoddas dan Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah di hadapan Komite Etik."Dia (Nazaruddin) bilang kan (kata) presiden kan harus terang benderang. Jadi dia mau buka mengenai Busyro, Chandra, dia mau buka," ungkapnya.

Seperti diketahui, Komite Etik bertugas membuktikan dugaan pelanggaran etika oleh pimpinan KPK menindaklanjuti tudingan Nazaruddin. Saat buron, Nazaruddin menuding Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah dan M Jasin menerima uang serta merekayasa kasusnya. Keduanya disebut bersekongkol dengan Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum.

Selain itu, Nazaruddin menuding Chandra dan mantan Deputi Penindakan KPK Ade Rahardja mengadakan pertemuan dengan Anas yang isinya menyepakati skenario kasus wisma atlet. Sebagai gantinya, Chandra dan Ade akan diloloskan dalam seleksi calon pimpinan KPK periode 2011-2015.

Diketahui, keduanya gagal dalam seleksi tersebut. Komite telah memeriksa Nazaruddin sebelumnya. Namun Nazar bungkam di hadapan Komite. Atas sikap Nazar tersebut, Ketua Komite Etik Abdullah Hehamahua pernah menyatakan tidak lagi memerlukan keterangan Nazaruddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

    Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

    Nasional
    Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

    Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

    Nasional
    Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

    Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

    Nasional
    Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

    Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

    Nasional
    Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

    Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

    Nasional
    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    Nasional
    Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

    Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

    Nasional
    Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

    Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

    Nasional
    Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

    Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

    Nasional
    Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

    Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

    Nasional
    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    Nasional
    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Nasional
    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com