Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Harus Usut Rekayasa Temuan

Kompas.com - 28/08/2011, 01:59 WIB

Jakarta, kompas - Dugaan korupsi proyek wisma atlet SEA Games 2011 di Palembang dengan tersangka Muhammad Nazaruddin sejak awal diwarnai sensasi dan rekayasa. Karena itu, Komisi Pemberantasan Korupsi perlu menyelidiki temuan telepon seluler di sel Nazaruddin. Temuan itu bisa saja bagian dari rekayasa agar keinginan Nazaruddin pindah tempat penahanan dikabulkan oleh KPK.

Peringatan itu dikatakan anggota Komisi III DPR, Sarifuddin Sudding dari Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dan Didi Irawadi Syamsuddin (Fraksi Partai Demokrat) secara terpisah di Jakarta, Sabtu (27/8). ”Skenario apa pun yang dimainkan Nazaruddin hanya sensasi, dengan harapan bisa mengalihkan substansi persoalan. Namun, itu justru akan merugikannya,” kata Didi.

Nazaruddin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat yang juga mantan anggota Komisi III DPR, kini ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Ia minta dipindahkan ke Rutan Cipinang atau Rutan Salemba karena merasa tertekan di Rutan Brimob. Di selnya, Kamis, petugas KPK menemukan ponsel cerdas (smartphone) Blackberry.

Sudding juga melihat ada upaya memunculkan sejumlah sensasi dalam kasus yang melibatkan Nazaruddin. Tujuannya diduga untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari hal yang bersifat substansi dalam kasus itu, yang diduga melibatkan mafia anggaran di DPR.

”Jangan terpengaruh berbagai sensasi. Tetap fokus pada substansi, yaitu pengungkapan sejumlah kasus korupsi yang diduga melibatkan Nazaruddin,” kata Sudding. Ia mengakui, sejumlah sensasi yang diduga sengaja dimunculkan dalam kasus Nazaruddin ternyata menarik perhatian masyarakat.

Sensasi itu, misalnya, terkait pengiriman surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan permintaan pemindahan tempat penahanan. Kasus terbaru adalah ditemukannya Blackberry di kamar tahanan Nazaruddin. Kasus itu harus dituntaskan. Sebagai tahanan, Nazaruddin tak bisa membawa alat komunikasi.

Bambang Soesatyo, anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Golkar, menambahkan, jika kasus Blackberry itu tak terungkap, akan semakin memunculkan keyakinan kasus tersebut sengaja dimunculkan untuk tujuan tertentu. ”Mudah mengetahui asal alat komunikasi itu. Blackberry seharusnya dapat segera diketahui setelah dipegang Nazaruddin. Pasalnya, di ruang tahanan Nazaruddin dipasang kamera pengawas dan ada daftar orang yang menemuinya,” ujarnya.

Jika kasus Blackberry tak terungkap, kata Bambang, berpotensi menggugurkan alasan KPK menahan Nazaruddin di Rutan Brimob. KPK berdalih menahan Nazaruddin di tempat itu karena dinilai paling aman.

Koordinator Bidang Hukum dan Monitoring Peradilan Indonesia Corruption Watch Febri Diansyah, Sabtu, di Jakarta juga meminta KPK mengusut penemuan Blackberry di ruang tahanan Nazaruddin. KPK juga harus menelusuri percakapan yang dilakukan dengan alat komunikasi itu untuk mengetahui ada atau tidak rekayasa dalam pemberian keterangan.

Menurut Febri, KPK sebaiknya menelusuri siapa yang memberikan ponsel kepada Nazaruddin dan kepentingannya. KPK tidak boleh begitu saja memercayai keterangan pengacara Nazaruddin yang menyebutkan alat itu dipakai untuk mendengarkan musik saja.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com