Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud: Nazaruddin Pintar Bersandiwara

Kompas.com - 20/08/2011, 00:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD sangat yakin Komisi Pemberantasan Korupsi tidak akan melakukan rekayasa dalam kasus Muhammad Nazaruddin, tersangka kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games 2011. Menurutnya, berbagai permasalahan, seperti surat untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan isu intervensi, hanya untuk menimbulkan ketidakpercayaan terhadap penegak hukum, terutama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Kalau saya yakin seyakin-yakinnya tidak ada rekayasa yang dilakukan oleh KPK. Tidak ada indikasinya. Bahwa Nazaruddin seperti itu, bersikap lemas saat kembali ke Jakarta atau bagaimana, itu kan memang dia pintar sandiwara sejak dulu. Sejak kasus dengan Mahkamah Konstitusi (MK) kan begitu," ujar Mahfud di Jakarta, Jumat (19/8/2011) malam.

Menurut Mahfud, KPK merupakan lembaga yang independen sehingga tidak masuk akal jika ditekan oleh pihak luar. Selain itu, kata Mahfud, saat ini ada tiga institusi berbeda yang menangani kasus mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, yakni Polri, Kejaksaan, dan KPK.

"Jadi, kalau ada satu yang main-main pastilah bocor. Akan tetapi kan itu hanya katanya, katanya, katanya saja. Ini hanya sebagai upaya untuk agar kepercayaan terhadap lembaga hukum, terutama KPK, itu berkurang di mata masyarakat," kata Mahfud.

Seperti diberitakan, sepulangnya Nazaruddin ke Tanah Air dari Kolombia pada Sabtu (13/8/2011), kasus yang menjerat Nazaruddin makin kental nuansa intervensi dan tekanan. Pasalnya, setelah terus berkoar mengenai kasus-kasusnya dalam pelariannya, Nazaruddin memperlihatkan kondisi yang sama sekali berbeda saat tiba di Jakarta.

Nazaruddin bahkan mengaku lupa ingatan dan meminta agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar anak dan istrinya tidak diganggu dengan imbalan, dia tidak akan berbicara tentang Partai Demokrat dan bersedia menanggung sendiri hukuman atas kasus-kasusnya.

Ketua KPK Busyro Muqoddas juga pernah mengatakan, ada opini yang menyesatkan publik terkait pengusutan kasus tersebut. Untuk itulah, KPK beberapa waktu lalu merilis rekaman video dan foto selama Nazaruddin dalam perjalanan pulang ke Indonesia dari pelariannya di Kolombia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

    Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

    Nasional
    Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

    Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

    Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

    Nasional
    Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

    Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

    Nasional
    Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

    Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

    Nasional
    AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

    AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

    Nasional
    MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

    MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

    Nasional
    Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

    Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

    Nasional
    Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

    Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

    Nasional
    Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

    Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

    Nasional
    TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

    TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

    Nasional
    Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

    Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

    Nasional
    Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

    Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

    Nasional
    Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

    Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com