Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembuka Kotak Pandora Berhak Dilindungi

Kompas.com - 17/08/2011, 09:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Apa pun status hukumnya, seseorang yang berpotensi membuka kotak pandora kasus korupsi yang bahkan melibatkan elite politik berhak mendapat perlindungan.

Menurut anggota Komisi III DPR, Nudirman Munir, hal serupa semestinya didapatkan oleh bekas Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin yang kini ditahan di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua. "Dia harus dilindungi, bukan malah diperlakukan begitu," kata Nudirman di Jakarta, Selasa (16/8/2011) malam.

Nudirman menyatakan, esensi kehadiran Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) adalah juga untuk membuka kotak pandora persoalan, membuka tabir rahasia kasus yang selama ini tertutup. Semestinya status tersangka, terdakwa, ataupun terpidana tidak menghalangi LPSK untuk melindunginya sepanjang yang bersangkutan bisa mengungkap persoalan yang lebih besar. "Apa pun kejahatan orang, kalau mau buka mahaskandal, dia bisa diberi hak pengurangan hukuman," katanya.

Ia juga mengilustrasikannya dengan cerita film American Gangster yang dibintangi Denzel Washington. Dalam film itu, Frank Lucas yang diperankan oleh Denzel adalah seorang bandar narkoba kelas wahid. Penyelundupan narkoba dilakukan bahkan dengan memanfaatkan peti mati pahlawan Perang Vietnam.

Ketika kemudian ditangkap, Frank bersedia bekerja sama mengungkap keterlibatan polisi dan elite politik dalam praktik kejahatannya, bahkan sampai ke level pemerintahan tertinggi. "Hukumannya 135 tahun. Tapi, karena dia buka kotak pandora itu, dia dibebaskan," kata Nudirman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com