Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membangun Transportasi yang Manusiawi

Kompas.com - 12/08/2011, 04:35 WIB

Kota Solo sebagai kota jasa dan perdagangan sangat sadar bahwa mobilitas orang dan barang yang lancar akan mendukung perkembangannya. Kemacetan lalu lintas hanya akan mengurangi mobilitas yang pada gilirannya menghambat perkembangan kota.

Oleh karena itu, sejak dini Solo membenahi sektor transportasinya demi membangun transportasi yang mendukung pembangunan kotanya. Yang dipilih adalah transportasi yang berbasis transportasi massal.

Kini, Solo telah memiliki sistem transportasi cepat yang dinamakan Batik Solo Trans (BST), railbus Batara Kresna, sistem transportasi cerdas (intelligent transport system/ITS), pelican crossing (lampu khusus untuk pejalan kaki), program hari bebas kendaraan bermotor, dan akan dilanjutkan dengan menghadirkan trem kota, pembenahan jalur lambat untuk mengakomodasi kendaraan tak bermotor, pembangunan kantong parkir di tepi kota, serta berbagai program lainnya, termasuk pembenahan budaya berlalu lintas. Selain itu, sudah ada pula bus tingkat Werkudara dan sepur kluthuk Jaladara, daya tarik wisata yang berbasis transportasi.

Wali Kota Solo Joko Widodo, saat peresmian bus yang bergerak di atas rel (railbus) Batara Kresna, 26 Juli lalu, yang dihadiri Menteri Perhubungan Freddy Numberi mengatakan, railbus, trem, dan juga Batik Solo Trans untuk mengantisipasi kebutuhan transportasi 30-40 tahun ke depan. Terlambat mengantisipasi, bukan hanya kemacetan yang diperoleh, melainkan juga biaya ekonomi dan sosial yang tinggi.

”Selain untuk mengantisipasi kemacetan, pembangunan transportasi juga agar warga nyaman bergerak dan untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas. Kami ingin menciptakan transportasi massal yang manusiawi, move people not car,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Solo Yosca Herman Soedrajad, Minggu (7/8).

Tahun 2006, saat sistem transportasi cerdas baru dirintis dalam bentuk aplikasi sistem pengendali lalu lintas terkoordinasi (area traffic control system/ATCS), angka kecelakaan lalu lintas di Solo mencapai 19.540 jiwa setahun. Pada 2008, angkanya menurun menjadi 17.661 jiwa.

Pengamat transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno, mengatakan, Kota Solo saat ini merupakan daerah dengan sistem transportasi cerdas terbaik di Indonesia. Sistem transportasi cerdas di Solo saat ini dimanfaatkan untuk manajemen lalu lintas yang mengutamakan angkutan umum dan pejalan kaki.

“Sebenarnya Jakarta sudah ada sistem transportasi cerdas sejak tahun 1994 dan Bandung tahun 1996 atas bantuan Spanyol dan Australia. Sayangnya, tidak digunakan optimal. Solo malah membangun sistem transportasi cerdasnya dengan APBD sendiri,” kata Djoko.

Yosca mengungkapkan, sejak tahun 2006-2011 secara bertahap telah dikucurkan Rp 13,5 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Solo, ditambah Rp 5,5 miliar dari APBN pada 2010 untuk membangun sistem transportasi cerdas. ”Awalnya, kami memperkirakan butuh Rp 36 miliar, tetapi sampai 2011 ternyata hanya habis Rp 19 miliar. Tahun 2012, hanya dibutuhkan sedikit dana untuk memasang alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL) di 12 persimpangan,” kata Yosca.

Sistem transportasi cerdas di Solo diawali dengan memasang sistem pengendali lalu lintas terkoordinasi yang dilengkapi alat deteksi video kamera di 43 persimpangan dari total 55 persimpangan. Sisa 12 persimpangan akan dilengkapi sistem pengendali itu pada 2012. Sistem pengendali lalu lintas terkoordinasi berkomunikasi dengan pengendali pusat (central control room/CCR) yang berada di kantor Dinas Perhubungan Kota Solo secara langsung dengan waktu riil. Dengan sistem pengendali lalu lintas terkoordinasi dan pengendali pusat ini, dapat diatur durasi nyala lampu lalu lintas untuk mengatur kelancaran lalu lintas.

”Di satu persimpangan, jika di salah satu ruas jalan sangat padat, durasi lampu hijaunya dapat diperpanjang untuk melancarkan arus. Pada ruas jalan lainnya, lampu merahnya diperpanjang,” kata Ari Wibowo, Koordinator Pengendali Pusat Dinas Perhubungan Kota Solo.

Pemantauan terhadap persimpangan-persimpangan ini direkam dan disimpan selama 20 hari sebelum kemudian diganti rekaman baru. Rekaman ini juga dapat dimanfaatkan untuk memantau keamanan kota. Sebagai pelayanan bagi publik, kondisi lalu lintas juga diinformasikan kepada publik setiap hari melalui kerja sama dengan sebuah radio swasta, Radio Republik Indonesia, dan televisi lokal.

Dengan sistem transportasi cerdas juga dapat dilakukan penjejakan posisi Batik Solo Trans serta pengutamaan bus agar waktu tempuh Batik Solo Trans sesuai rencana. Batik Solo Trans yang dilengkapi sistem pemosisi global (global positioning system/GPS) saat berada 100 meter sebelum lampu lalu lintas akan mengirimkan sinyalnya. Jika lampu hijau sedang menyala, durasi otomatis akan diperpanjang agar Batik Solo Trans dapat terus berjalan. Jika lampu merah yang sedang menyala, durasinya akan diperpendek agar Batik Solo Trans tidak tertahan lama.

Saat ini telah diaplikasikan kartu pintar pada Batik Solo Trans. Dinas Perhubungan tengah mempersiapkan agar voucer isi ulang kartu pintar dapat dibeli di mana saja. Selain itu, saat ini juga tengah disiapkan integrasi tiket Batik Solo Trans dengan kereta api Prambanan Ekspres dan Trans Jogjakarta.

”Wali Kota (Joko Widodo) mengajak kami belajar transportasi dari Singapura. Apa yang ada di sana kami terapkan dengan penyesuaian karena di sana sudah terbukti manajemen transportasinya bisa berjalan. Sebenarnya, apa yang dilakukan Solo bisa dilakukan daerah lain sepanjang ada kemauan politik terhadap masalah lalu lintas dan transportasi,” kata Yosca.

Selain Solo, menurut Djoko Setijowarno, Kota Palembang dan Pekanbaru juga tampak memulai langkah membangun transportasi yang manusiawi. Menurut Djoko, kepemimpinan yang kuat merupakan kunci utama sebuah daerah untuk mampu membangun manajemen transportasinya. ”Kota lain seharusnya segera mulai juga membangun manajemen transportasinya,” kata Djoko.

(Sri Rejeki)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com