Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golput untuk Olok-olok Sudah Berlalu

Kompas.com - 08/08/2011, 11:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com Pemberian tanda suara tidak memilih atau golongan putih (golput) bagi para pemilih dalam sistem pemilu Indonesia saat ini tak lagi terlihat urgensinya. Cara itu lebih tepat untuk mengolok-olok sistem dan pelaksanaan pemilu pada rezim otoritarian.

Pernyataan itu disampaikan Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ahmad Fauzi Ray Rangkuti, Senin (8/8/2011), dalam menanggapi usul agar pilihan golput diakomodasi dalam surat suara pemilu.

Seperti diberitakan Kompas (8/8/2011), Koordinator Kajian Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Indonesia, Girindra Sadino, mengusulkan agar UU Pemilu mengakomodasi suara pemilih yang tak ingin memberikan suaranya kepada peserta pemilu atau golput. Praktik yang juga diterapkan di Thailand itu untuk meminimalisasi calon yang korup, politisi busuk, dan muka lama yang tak berpihak kepada rakyat.

Menurut Ray, ide itu sudah pernah bergulir di Indonesia. Saat itu tujuannya adalah mencegah agar suara abstain tidak dimanipulasi bagi pemenangan kandidat tertentu. Usul itu sekaligus untuk meledek bahwa golput jauh lebih diminati daripada rezim tiran.

"Dua penyakit itu telah kita lampaui. Sekalipun, tentunya, tidak mulus-mulus amat," sebut Ray. "Lagi pula, golput di Indonesia itu kecenderungannya justru tidak datang ke TPS."

Seiring membaiknya sistem pemilu Indonesia, lebih-lebih tak ada patokan persentase tertentu untuk kemenangan parpol atau kandidat, ide mengakomodasi golput di surat suara itu pun melemah. Maraknya lembaga survei dan hitung cepat telah pula memberi gambaran tingkat partisipasi dalam pemilu. "Tentu saja tidak memilh alias golput adalah hak warga," sebut Ray.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Nasional
KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

Nasional
Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Nasional
DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

Nasional
Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasional
Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Nasional
Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa 'Abuse of Power'

PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa "Abuse of Power"

Nasional
PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

Nasional
Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Nasional
Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Nasional
Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Nasional
Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com