Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FPI: Demokrat Sarang Koruptor!

Kompas.com - 30/07/2011, 16:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Unjuk rasa Front Pembela Islam (FPI) se-Indonesia tak hanya menuntut pembubaran Ahmadiyah. Dalam unjuk rasa di depan Istana Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Sabtu (30/7/2011), mereka juga mengecam Partai Demokrat yang dianggap sebagai sebagai sarang koruptor.

M Priyanto, Ketua FPI Riau, menyatakan, Partai Demokrat adalah kaki tangan liberal karena tidak mengamalkan ajaran agama dan mengutamakan kepentingan Islam.

"Kita memilih mereka karena janji-janji menumpas kemungkaran. Setelah terpilih, mereka malah hanya mengurus perut sendiri. Demokrat adalah sarang koruptor," katanya saat berorasi di depan ribuan pendukung FPI.

Setelah Priyanto menyampaikan pikirannya, seorang orator lain maju dan berteriak.
"Bubarkan Demokrat," teriak si orator disambut teriakan yang sama oleh massa FPI.

Di tempat yang sama, Haryanto, anggota FPI Jawa Tengah, menyampaikan orasinya. Ia mengatakan, para tokoh politik saat ini bernyali kecil lantaran tidak mampu mewujudkan aspirasi mayoritas warga.

"Karena itu, jangan pilih lagi Demokrat pada pemilu nanti," teriaknya.

Kecaman juga diarahkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dianggap kurang tegas memberantas kemaksiatan dan kemungkaran.

"Kalau partainya sendiri tak dapat dibersihkan, bagaimana dia bisa diharapkan membersihkan masyarakat," kata Habib Abdurrahman Assegaf, tokoh FPI.

Kecaman serupa juga disampaikan Ketua Umum FPI Habib Rizieq. Ia membandingkan, Gubernur Banten yang adalah seorang wanita lebih berani melarang Ahmadiyah dibandingkan Yudhoyono yang adalah seorang lelaki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com