Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Sampai KPK Dilemahkan

Kompas.com - 30/07/2011, 05:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya pelemahan atas Komisi Pemberantasan Korupsi kini kian nyata dengan terus-menerus ada pendiskreditan terhadap KPK. Serangan itu harus dihadapi dan jangan sampai membuat KPK benar-benar dapat dilemahkan dalam memberantas korupsi.

Peringatan tersebut dikatakan Ketua Departemen Pemberantasan Korupsi dan Mafia Hukum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin di Jakarta, Jumat (29/7/2011). ”Publik makin cerdas dan tak akan percaya mentah-mentah atas segala tuduhan yang dilontarkan kepada KPK,” ujarnya.

Bekas Bendahara Umum Partai Demokrat, yang juga buronan kasus korupsi proyek di Kementerian Pendidikan Nasional, Muhammad Nazaruddin menyatakan, Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah bertemu dengan dirinya dan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Anas juga pernah bertemu Chandra dan Deputi Penindakan KPK Ade Rahardja serta disepakati keduanya akan dipilih sebagai pimpinan KPK periode berikutnya. Namun, Ade dan Chandra ternyata tidak lolos seleksi (Kompas, 29/7).

Selain itu, Juru Bicara KPK Johan Budi pun disebutkan turut bertemu Nazaruddin. Pimpinan KPK membentuk Komite Etik untuk memeriksa mereka yang disebutkan Nazaruddin.

Didi, yang juga anggota Komisi III DPR, yakin Ketua KPK Busyro Muqoddas dan pimpinan KPK yang lain masih bisa bekerja untuk memberantas korupsi. Tak perlu terlalu terpengaruh dengan tuduhan yang memang ingin melemahkan KPK. ”KPK harus tetap bekerja dengan sebaik-baiknya. Tetap maju dan jangan pernah ragu untuk melibas koruptor dan mafia hukum, yang mungkin saja ada di balik upaya pelemahan KPK,” katanya.

Secara terpisah di Jakarta, Ketua MPR Taufiq Kiemas dan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin juga berharap serangan terhadap KPK tak melemahkan pemberantasan korupsi di negeri ini. Keduanya juga sepakat, langkah KPK membentuk Komite Etik adalah tepat untuk membuktikan kebenaran tuduhan Nazaruddin.

Lebih Lanjut Baca KOMPAS

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

    KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

    Nasional
    Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

    Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

    Nasional
    Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

    Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

    Nasional
    Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

    Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

    Nasional
    Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

    Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

    Nasional
    Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan 'Cawe-cawe' Pj Kepala Daerah

    Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan "Cawe-cawe" Pj Kepala Daerah

    Nasional
    Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

    Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

    Nasional
    Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

    Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

    Nasional
    Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

    Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

    Nasional
    IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

    IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

    Nasional
    Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

    Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

    Nasional
    ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

    ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

    Nasional
    Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

    Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

    Nasional
    Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

    Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

    Nasional
    Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

    Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com