Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putusan Pansel KPK Dipuji

Kompas.com - 29/07/2011, 12:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Komisi III DPR Fahri Hamzah menyambut baik putusan Panitia Seleksi Komisi Pemberantasan Korupsi yang menggagalkan Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah dan Deputi Penindakan KPK Ade Rahardja dalam seleksi tahap kedua calon pimpinan KPK. Menurut Fahri, Pansel sudah bekerja profesional.

"Pansel sudah bekerja profesional, mendengarkan masukan atas calon-calon pimpinan KPK. Calon-calon dari internal KPK memang tidak patut lolos jadi pimpinan mendatang," katanya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (29/7/2011).

Menurut politisi PKS ini, aparat penegak hukum yang sudah disebut dan diduga melakukan pelanggaran etika sebaiknya memang tidak perlu diloloskan dalam seleksi selanjutnya. Pasalnya, posisi pimpinan KPK harus penuh dengan integritas.

Apalagi, lanjutnya, pelanggaran etika tak bisa ditawar-tawar lagi, termasuk bertemu dengan pihak yang berperkara. Oleh karena itu, katanya, keputusan Pansel dinilainya sudah tepat dengan tidak meloloskan Chandra dan Ade.

"Semua yang dari KPK tidak layak lolos karena pengalaman yang sudah terbukti gagal, sembilan tahun korupsi enggak hilang-hilang," katanya.

Kemarin, Pansel KPK mengumumkan 17 nama calon yang lolos seleksi makalah dalam seleksi pimpinan KPK yang baru. Chandra dan Ade dinyatakan tidak lolos. Sekretaris Pansel menyatakan ketidaklolosan keduanya karena pertimbangan rekam jejak mereka.

Selain disebut-sebut oleh Nazaruddin, Chandra juga pernah dituding menerima suap dari Anggoro Widjojo, tersangka kasus korupsi pengadaan Sistem Komunikasi Radio Terpadu, bersama pimpinan KPK lainnya, Bibit Samad Rianto.

Fahri menilai KPK tidak menunjukkan hasil yang signifikan dalam pemberantasan korupsi selama sembilan tahun berkarya. Diharapkan, perombakan total dalam komposisi pimpinan KPK yang baru nanti bisa memberikan harapan baru bagi upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

    Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

    Nasional
    Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

    Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

    Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

    Nasional
    Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

    Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

    Nasional
    Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

    Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

    Nasional
    AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

    AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

    Nasional
    MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

    MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

    Nasional
    Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

    Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

    Nasional
    Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

    Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

    Nasional
    Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

    Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

    Nasional
    TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

    TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

    Nasional
    Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

    Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

    Nasional
    Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

    Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

    Nasional
    Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

    Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com