Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berharap, Penghargaan Achmad Bakrie Tak Ditolak

Kompas.com - 28/07/2011, 15:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Panitia Penghargaan Achmad Bakrie berharap agar masyarakat tidak mengaitkan apresiasi tahunan terhadap tokoh-tokoh berpengaruh ini dengan persoalan-persoalan yang selama ini diidentikan dengan pengusaha Aburizal Bakrie. Panitia berharap, mereka yang terpilih tidak menolak menerima penghargaan ini.

"Selalu ada kontroversi dalam hal seperti ini. Kami menghargai orang-orang yang menolak. Penolakan mereka tidak mempengaruhi pilihan kami. Mereka adalah tetap tokoh-tokoh-tokoh yang sudah membawa perubahan," ujar salah seorang penggagas Penghargaan Achmad Bakrie (PAB) Rizal Mallarangeng di Kantor Freedom Institute, Jakarta, Kamis (28/7/2011). Ia didampingi salah seorang juri PAB 2011 Ulil Abshar Abdalla.

Tahun ini PAB diberikan kepada enam orang yang dianggap berjasa di bidangnya masing-masing. Mereka adalah sejarawan maritin Adrian B. Lapian, novelis NH Dini, peneliti tumor Satyanegara, dan tiga orang ilmuwan yaitu Jatna Supriatna, FG Winarno, Hokky Situngkir. Mereka akan menerima trofi, piala, dan uang sebesar Rp 250 juta.

Beberapa tahun lalu, sejumlah tokoh seperti Goenawan Muhammad, Romo Frans Magnis Suseno dan Daoed Joesoef pernah menolak dan mengembalikan Penghargaan Achmad Bakrie dari Freedom Institute.

Goenawan terpilih mendapat penghargaan dalam bidang sastra pada tahun 2004. Ia mengembalikan penghargaan tersebut pada tahun 2010. Alasannya, ia kecewa dengan Aburizal Bakrie yang dianggapnya melakukan praktik kurang mulia dalam menjalankan bisnis dan politiknya.

Tahun 2007, Romo Magnis juga mengembalikan penghargaan tersebut. Sejak awal Magnis menolak menerima PAB karena menurutnya Aburizal belum memperlihatkan tanggungjawabnya kepada para korban lumpur Lapindo.

Menanggapi pengalaman penolakan ini, Rizal berpendapat, penghargaan Achmad Bakrie tidak perlu dicampuri dengan masalah di luar itu. Menurutnya, juri penghargaan ini berasal dari tokoh-tokoh independen, cerdas, dan kredibel.

"Penghargaan, ini tidak ada kaitannya dengan hal-hal lain. Ini sudah dilaksanakan sejak sembilan tahun lalu, tahun 2003, sebelum kejadian itu (lumpur Lapindo). Ini merupakan penghargaan untuk menghargai para pemikir. Ini bagian dari tradisi. Jangan dicampurkan dengan yang lain-lainnya," kata dia.

Hal yang sama juga diungkapkan Ulil. Menurutnya, keputusan yang sudah diambil dewan juri tidak bisa diubah oleh penolakan. Kata dia, tokoh-tokoh yang terpilih memang pantas mendapat apresiasi dan penghargaan.

"Kebijakan yang diambil dewan juri tidak bisa berubah meski terjadi penolakan ataupun ada yang meninggal sebelum menerima penghargaan ini. Penghargaan tetap akan diberikan kepada mereka," tegas Ulil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
'Checks and Balances' terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

"Checks and Balances" terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasional
PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

Nasional
Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com