Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arist: Keselamatan Anak Lebih Penting

Kompas.com - 27/07/2011, 11:32 WIB

BEKASI, KOMPAS.com — Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mengatakan, pengurusan administrasi adopsi anak di Indonesia belum cepat. Hal itu untuk menghindari keteledoran dan masalah hukum di kemudian hari.

Namun, jangan sampai prosedur adopsi yang lama membuat anak yang seharusnya bisa mendapat kasih sayang justru menjadi telantar, bahkan meninggal dunia. Seharusnya fleksibel, kata Arist saat dihubungi dari Kota Bekasi, Rabu (27/7).

Arist dimintai komentarnya terkait kematian seorang anak bernama Mohamad Rizki (7 bulan) di Rumah Sakit Haji Jakarta, Jalan Raya Pondok Gede, Jakarta, pada 24 Juli 2011. Rizki meninggal dunia sebelum diadopsi oleh warga.

Rizki dilahirkan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, 4 Januari 2011 dari seorang ibu bernama Dede Jumiarti. Dede kemudian meninggalkan sang bayi begitu saja setelah melahirkan.

Di RSCM ini, Rizki sempat menjalani operasi hernia, dan pada 24 Mei 2011, Rizki diserahkan untuk diasuh di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa di Cipayung, Jakarta Timur. Dalam pengasuhan, Rizki bolak-balik masuk rumah sakit karena sakit.

Sementara itu, ada warga yang sangat menginginkan mengadopsi Rizki. Namun, warga belum bisa mengadopsi sampai proses administrasi selesai.

Terkait hal itu, Arist mengatakan, keinginan warga merawat Rizki sebaiknya dikabulkan biarpun proses administrasi adopsi masih berjalan. Panti asuhan bisa memantau dan mengecek pola perawatan yang diberikan. Dari situlah justru akan kelihatan kesungguhan warga pengadopsi.

Keinginan warga untuk mengasuh anak dari panti sosial seharusnya disyukuri. Justru hal itulah yang membantu pemerintah yang selalu terbatas dalam dana dan sumber daya mengelola panti sosial anak-anak.  

"Keselamatan anak lebih penting daripada soal prosedur administrasi hak asuh," kata Arist.

 

 

 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com