JAKARTA, KOMPAS.com — Deputi Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi Ade Rahardja mengaku siap diperiksa tim internal KPK terkait tudingan yang dilancarkan M Nazaruddin, tersangka kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games, terhadapnya. Nazaruddin menuding Ade bersekongkol dengan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah untuk merekayasa kasus yang menjeratnya. Hal tersebut disampaikan Ade seusai menjalani seleksi calon pimpinan KPK di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Jakarta, Senin (25/7/2011).
"Siap, soalnya semua juga harus siap," kata Ade.
KPK menindaklanjuti tudingan-tudingan Nazaruddin dengan membentuk tim internal yang bertugas menguji kebenaran informasi yang disampaikan Nazaruddin terkait dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games.
Seperti diberitakan sebelumnya, melalui media massa Nazaruddin menuding keterlibatan orang dalam KPK. Dia menyebut Ade dan Chandra sepakat dengan Anas untuk tidak mengusut dugaan keterlibatan kader Partai Demokrat seperti Anas, Angelina Sondakh, dan Mirwan Amir dalam kasus tersebut. Sebagai gantinya, kata Nazaruddin, Ade dan Chandra akan dipermudah dalam melewati seleksi calon pimpinan KPK 2011-2015 di DPR. Menanggapi tudingan tersebut, Ade membantahnya.
"Tidak ada kesepakatan itu. Ancaman Nazar kan bukan sekarang saja munculnya," ujar Ade.
"Nazar ini kan tersangka ya, tersangka kan punya kecenderungan membela diri walau dia berkata bohong," tambah Ade.
Kendati demikian, menurut Ade, tudingan-tudingan Nazaruddin tersebut tidak akan mengganggu jalannya penyidikan kasus wisma atlet di KPK. "Lancar-lancar saja. Tidak mengganggu konsentrasi. Biarin saja dia mau menyatakan apa," katanya.
Senada dengan Ade, Chandra juga mengatakan bahwa pihaknya tidak akan terpengaruh oleh serangan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu.
"Kami jalan terus," tegasnya.
Sebelumnya, Juru Bicara KPK Johan Budi mengungkapkan, pihaknya membentuk tim internal untuk menguji kebenaran informasi yang disampaikan Nazaruddin, termasuk soal keterlibatan anggota Dewan lainnya dan sejumlah kader Partai Demokrat. Namun, Johan belum dapat memastikan kapan tim itu mulai bekerja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.