Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1.500 Orang Ikuti Renang di Baubau

Kompas.com - 21/07/2011, 20:55 WIB

BAUBAU, KOMPAS.com - Renang massal dan bakar ikan di perairan laut Pulau Makassar, Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (21/7/2011), diikuti 1.500 peserta. Sebelumnya diperkirakan peserta mencapai sekitar 5.000 orang.

Walikota Baubau, Amirul Tamim, Kamis, mengatakan, tidak tercapainya perkiraan jumlah peserta itu dikarenakan sarana transportasi untuk memobilisasi peserta ke Pulau Makassar sangat terbatas.

"Sarana transportasi yang digunakan hanya perahu bermesin tempel milik masyarakat Pulau Makassar, dengan kapasitas setiap perahu maksimal hanya 20 orang," katanya.       Karena itu, ungkap Amirul, jumlah peserta yang meramaikan renang sambil menyelam dan bakar ikan tersebut jauh dari jumlah yang diperkirakan, yakni hanya sekitar 1.500 orang, termasuk turis mancanegara dari Amerika Serikat.       Amirul mengaku pihaknya menggelar renang massal itu dalam rangkaian kegiatan Festival Pulau Makassar yang dibuka Gubernur Sultra, Nur Alam, hari Senin (17/7) lalu.       Menurut dia, renang massal sambil menyelam itu digelar untuk meperlihatkan kepada masyarakat dan wisatawan tentang keindahalan alam bawah laut Pulau Makassar.       Tujuan utama dari kegiatan itu, agar masyarakat terutama mereka yang bermukim di Pulau Makassar dan sekitarnya dapat mencitai alam bawah laut, sehingga mereka tidak lagi merusak terumbu karang.       "Masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah pesisir Pulau Makassar dan sekitarnya, masih banyak yang belum mengetahui betapa pentingnya memelihara terumbu karang, sehingga mereka masih kerap kali mengambil batu karang untuk keperluan bahan bangunan," katanya.       Diharapkan melalui kegiatan renang massal sambil menyelam yang diikuti anak-anak hingga orang dewasa itu, kebiasaan warga mengambil batu karang sudah bisa dihentikan.       Menurut Amirul, alam bawah laut dengan terumbu karangnya yang indah, tidak hanya bisa menarik minat para wisatawan selam akan tetapi sumber daya perikanan yang terpelihara di dalamnya, juga bisa menjadi sumber pendapatan warga.       "Kebiasaan warga mengambil batu karang di wilayah pesisir, harus dihentikan karena hal itu, akan membuat kerusakan terumbu makin parah," katanya.       Pada saat yang sama ujarnya, ekosistem alam bawah laut juga ikut terganggu, sehingga akan menyulitkan para nelayan mendapatkan ikan dalam melaut.

Sumber: ANTARA

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com