Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Busyro Bantah Pernyataan Nazaruddin

Kompas.com - 20/07/2011, 19:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Busyro Muqqodas membantah semua pernyataan mantan Bendahara Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin.

Nazaruddin yang merupakan tersangka kasus dugaan suap pembangunan Wisma Atlet untuk SEA Games itu menyatakan KPK seperti perampok. Busyro merasa tak perlu menanggapi pernyataan Nazar itu.

"Tidak perlu kami gubris. Tanya saja sama yang bersangkutan, apakah yang dikatakannya tidak benar. Kami cek, dan kami nyatakan sekarang ini tak satu pun ada yang benar. Termasuk Pak Chandra pernah ketemu dengan Pak Anas," ujar Busyro di Gedung DPR, Rabu (20/7/2011).

Busyro juga membantah ucapan Nazaruddin yang menyebut ada aliran dana untuk Chandra M Hamzah.

Sebelumnya, Nazaruddin sempat menyebutkan pada bulan November tahun 2010, Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah datang ke rumahnya. Chandra menerima sejumlah uang. Pemberian uang itu terkait dugaan korupsi oleh KPK dalam proyek pengadaan baju hansip untuk pemilu. Chandra yang waktu itu akan mengusut kasus tersebut. Nazar mengaku memiliki rekaman CCTV pertemuan tersebut.

"Aliran dana itu juga dibantah keras. Kami pun saling percaya. Tidak ada masalah, tidak ada beban. Pokoknya kami akan terus melakukan pemeriksaan berbasis data, alat bukti, dan aturan hukum yang berlaku. Terkait CCTV, kalau kita perlukan, nanti akan dilakukan pemeriksaan," tambah Busyro.

Busyro menuturkan, pihaknya tak merasa dikalahkan hanya karena pernyataan Nazaruddin tersebut. Lembaga KPK, lanjutnya, didirikan berdasarkan hukum dan tak bisa dibandingkan dengan seorang Nazaruddin.

"Kami tidak mungkin diperbandingkan dengan siapa pun juga yang membuat manuver. Apalagi yang membuat manuver itu tidak mau datang, jadi jangan diperbandingkan. Masak lembaga negara penegak hukum Anda bandingkan dengan manuver seperti itu," katanya.

Dikonfirmasi mengenai pelacakan keberadaan Nazaruddin melalui sambungan telepon, Busyro tak menjelaskan lebih lanjut. Menurut dia, hal itu merupakan rahasia internal penyidikan di KPK.

"Pelacakan itu menjadi strategi internal kami sehingga sulit untuk menjelaskan kepada teman-teman pers. Usaha mencari dia kan terus dilakukan. Kalau sudah tahu posisinya, akan cepat sekali kami pulangkan dia, untuk apa ditunda-tunda," ucap Busyro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com