Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istana: Nazaruddin Cuma Cari Sensasi

Kompas.com - 20/07/2011, 17:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Staf Khusus Presiden Bidang Hukum, HAM, dan Pemberantasan KKN Denny Indrayana menilai, serangan M Nazaruddin kepada Partai Demokrat, utamanya Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, melalui Metro TV tak lebih dari upaya untuk mencari sensasi. 

Denny menegaskan, pengakuan Nazaruddin bukan fakta hukum, melainkan pengakuan sepihak. "Ini lebih pada sensasi daripada bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Jika berbicara konsistensi, banyak informasi yang inkonsisten. Uang yang mengalir ke Anas berubah-ubah," kata Denny kepada para wartawan di kompleks Istana Presiden, Jakarta, Rabu (20/7/2011). 

Dalam wawancara dengan Metro TV, Selasa, Nazaruddin, tersangka kasus dugaan suap proyek pembangunan wisma atlet 2011, mengatakan, Anas turut menerima jatah terkait pembangunan Stadion Ambalang sebesar Rp 50 miliar. Mantan Bendahara Umum PD ini juga mengatakan, Anas menerima uang Rp 7 miliar terkait proyek wisma atlet. 

Denny mengaku tak percaya bahwa Anas memiliki kesepakatan tertentu dengan pimpinan KPK, Chandra M Hamzah dan juga Ade Rahardja, untuk melokalisasi kasus Nazaruddin. Anas, sambung Nazar, berjanji akan mengamankan posisi pimpinan KPK periode berikutnya untuk Chandra dan juga Ade asalkan KPK tak memanggil Anas, Sekjen Angelina Sondakh, dan anggota Fraksi Partai Demokrat, Mirwan Amir, terkait kasus tersebut. 

Atas tudingan ini, Chandra, Ade, dan Juru Bicara KPK Johan Budi SP telah membantahnya. "Saya lebih percaya KPK daripada orang yang sedang buron. Seseorang yang menjadi tersangka kasus korupsi bisa mengatakan apa saja," kata Denny. 

Denny juga tak percaya bahwa Nazaruddin tak terlibat kasus korupsi sama sekali. Denny mengaku percaya keterangan Ketua Mahkamah Konstitusi bahwa anggota Komisi III DPR tersebut pernah menyuap Sekjen MK Janedri M Gaffar sebesar 120.000 dollar Australia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

    Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

    Nasional
    Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

    Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

    Nasional
    Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

    Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

    Nasional
    DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

    DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

    Nasional
    Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

    Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

    Nasional
    KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

    KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

    Nasional
    Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

    Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

    Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

    Nasional
    DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

    DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

    Nasional
    Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

    Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

    Nasional
    Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

    Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

    Nasional
    Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

    Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

    Nasional
    PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa 'Abuse of Power'

    PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa "Abuse of Power"

    Nasional
    PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

    PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

    KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com