GUNUNGKIDUL, KOMPAS.com - Sungai bawah tanah sepanjang 20 kilometer yang berada di seputar proyek pengangkatan air bawah tanah sistem Bribin diduga tercemar bakteri E-coli.
Aktivis karst dari Acintyacunyata Speleological Club (ASC), Bagus Yulianto, menjelaskan pencemaran itu diperkirakan sudah meluas. Tidak hanya di kawasan sistem Bribin saja, namun secara keseluruhan sudah menyebar di sungai bawah tanah yang ada di kawasan perbukitan ini.
"Saat ini di Gunungkidul terdapat 15 titik sungai bawah tanah. Namun baru satu yang dapat diketahui hulu dan hilirnya yaitu sistem Bribin. Kontaminasi bakteri E-Coli diperkirakan sudah terjadi sejak 1982 hanya saja warga kurang memahami hal tersebut," kata Bagus, Sabtu (17/7/2011).
Aktivitas pertambangan menjadi salah satu faktor penyebab meluasnya bakteri E-coli, karena tekstur tanah akan mudah tergerus oleh air sehingga mata air menjadi keruh. Selain itu kotoran manusia dan ternak juga menjadi penyebab berikutnya.
Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Sri Raharto, menyatakan akan segera menindaklanjuti temuan tersebut. "Kami akan segera melakukan koordinasi dengan PDAM dan dinas terkait guna mengecek kebenaran temuan tersebut," kata Sri Raharto.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.