Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putu Akui Ditemui Dewi Yasin Limpo

Kompas.com - 06/07/2011, 10:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi Pemilihan Umum, I Gusti Putu Artha, mengakui, Politisi Hanura Dewi Yasin Limpo pernah mendatangi ruangannya di Kantor Komisi Pemilihan Umum. Namun, ia tak mengingat tanggal pertemuan itu. Putu juga tak ingat persis jumlah uang yang ditawarkan Dewi kepadanya dan bantuan apa yang diharapkan Dewi kepadanya.

"Saya tidak ingat tanggal pertemuannya. Namun, dia (Dewi Yasin Limpo) mengatakan, 'untuk segala sesuatunya gampang, bisa hubungi saya ke nomor ini'. Dia berikan iming-iming, tetapi saya tidak ingat pasti jumlahnya. Dia kasih kartu nama. Kartunya saya ambil, tetapi saya curiga niatnya dia sudah enggak baik. Saya langsung giring dia keluar dari ruangan saya," ujar Putu kepada Kompas.com, Rabu (6/7/2011).

Putu mengatakan tak tahu siapa lagi yang didekati Dewi karena ia hanya mengetahui Dewi ke ruangannya. "Saya enggak tahu, dia bertemu siapa lagi. Saya menolak tawarannya. Coba tanya yang lain, (anggota KPU lain), mungkin pernah didatangi Dewi," imbuhnya.

Putu menyatakan siap jika dipanggil oleh Panja Mafia Pemilu untuk dimintai keterangan terkait Dewi. "Mau, mau saya. Saya siap dipanggil Panja. Kalau bisa bersaksi di atas sumpah, saya berani," tukasnya.

Seperti diberitakan, Dewi Yasin Limpo diduga memiliki peran penting dalam laporan Tim Investigasi Mahkamah Konstitusi terkait pemalsuan surat keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) dalam perkara sengketa pemilu daerah pemilihan Sulawesi Selatan I. Dalam putusan MK, Dewi yang merupakan calon anggota DPR dari Partai Hanura tidak memperoleh kursi di DPR. Namun, surat putusan tersebut dipalsukan sehingga Dewi memperoleh kursi. MK mengoreksi surat palsu tersebut dan memberikan kursi kepada Mestiriani Habibie dari Partai Gerindra.

Sekjen MK Janedjri M Gaffar, saat menyampaikan laporan tim investigasi MK di hadapan Panja Mafia Pemilu DPR, mengatakan, Dewi disebut-sebut berusaha menggunakan jasa dari mantan Hakim Konstitusi Arsyad Sanusi dan putrinya, Neshawaty, untuk mengurus kasusnya.

Disebutkan, Dewi juga berusaha mendekati mantan Panitera MK, Zainal Arifin; juru panggil MK, Masyhuri Hasan; dan Panitera Pengganti MK, Nalom Kurniawan; agar MK membuat surat jawaban ke KPU yang menambahkan kata "penambahan suara". Hal itu akan berpengaruh bagi perolehan kursi untuk calong anggota legislatif Dapil 1 Sulawesi Selatan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Marak 'Amicus Curiae', Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

    Marak "Amicus Curiae", Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

    Nasional
    Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos Demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

    Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos Demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

    Nasional
    Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

    Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

    Nasional
    Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

    Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

    Nasional
    Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

    Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

    Nasional
    Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

    Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

    Nasional
    Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

    Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

    Nasional
    Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

    Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

    Nasional
    Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

    Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

    Nasional
    Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

    Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

    Nasional
    Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

    Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

    Nasional
    PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

    PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

    Nasional
    Kubu Prabowo Sebut 'Amicus Curiae' Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

    Kubu Prabowo Sebut "Amicus Curiae" Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

    Nasional
    BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

    BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

    Nasional
    Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

    Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com