Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontras Buka Sekolah HAM

Kompas.com - 04/07/2011, 13:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) didukung oleh Kedutaan Besar Kanada, Kedutaan Besar Perancis dan Kedutaan Besar Swiss hari ini, Senin (4/7/2011), secara resmi membuka sekolah hak asasi manusia untuk mahasiswa (SeHAMA) di Kantor Kontras, Jakarta.

Pada tahun ini SeHAMA akan diikuti 31 mahasiswa terpilih dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Ini adalah tahun ketiga penyelenggaraan SeHAMA. Para siswa akan mengikuti kelas hak asasi manusia selama tiga minggu.

Koordinator Kontras, Haris Azhar menjelaskan, sekolah HAM ini akan memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan mahasiswa untuk dapat memonitor masalah-masalah HAM sekaligus menerapkan prinsip-prinsip HAM di daerah asal mereka.

Dikatakan, SeHAMA bukan program yang perlu ditakuti karena SeHAMA tidak mendorong seseorang untuk menjadi seperti almarhum Munir, aktivis HAM yang tewas diracun. Ia hanya berharap, para mahasiswa yang mengikuti SeHAMA bisa berteriak lebih keras dan lebih tegas mengenai penegakan HAM di Indonesia.

"Ada kritik, kurikulum HAM yang diajarkan di bangku kuliah lebih condong ke Fakultas Hukum. Kita ingin mendorong HAM itu seperti ekonomi, sosiologi dan lain-lain. Kita ingin membuka ini (SeHAMA) dengan spektrum yang lebih luas, itulah latar belakang SeHAMA yang sebetulnya," kata Haris.

Ia membeberkan, SeHAMA memang sengaja ditujukan kepada mahasiswa. Alasannya, menurut Haris, anak muda adalah sosok yang energik, liar, dan berani menanggun risiko.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, First Secretary and Human Security Adviser Kedutaan Besar Swiss, Georg Stein, mengaku sangat senang dapat ambil bagian dalam program ini. Ia berharap dapat mengadopsi program SeHAMA untuk diterapkan di di negaranya.

"Swiss merasa sangat terhormat dapat mendukung SeHAMA karena unik. Karena di Swiss tak ada program seperti ini, padahal Swiss adalah rumahnya segala organisasi mengenai HAM. Saya berharap, program seperti ini bisa dibawa ke Swiss," kata dia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com