Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Busyro: Kami Harap Adang Kooperatif

Kompas.com - 23/06/2011, 18:13 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Busyro Muqoddas berharap Partai Keadilan Sejahtera dapat proaktif mendorong kadernya, Adang Daradjatun, untuk mengantarkan istrinya, Nunun Nurbaeti, ke KPK agar dapat diproses secara hukum. Nunun telah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap cek perjalanan terkait dengan pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia 2004 sejak Februari lalu. Hingga kini keberadaannya belum jelas. Hanya pihak keluarga yang mengetahui keberadaan Nunun saat ini.

"Karena partai peduli, nah kepeduliannya itu lebih bagus ditunjukkan kalau proaktif," kata Busyro di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (23/6/2011).

Selain itu, Busyro juga berharap agar Adang dapat bersikap kooperatif. "Sekarang masih terbuka kepada Pak Adang untuk menghadirkan (Nunun) dengan elegan," ujar mantan Ketua Komisi Yudisial tersebut.

Terkait dengan kemungkinan KPK memeriksa Adang, Busyro mengatakan bahwa pihaknya belum memerlukan keterangan mantan Wakil Kepala Polri itu.

"Sampai sekarang belum dianggap perlu karena dulu sempat kami tawarkan baik-baik supaya bisa menghadirkan (Nunun) dengan baik pula," katanya.

Dia juga mengemukakan bahwa KPK tidak dapat menjerat Adang dengan pidana menghalang-halangi penyidikan. Hal itu karena, lanjut Busyro, dalam Kitab Hukum Acara Pidana disebutkan bahwa keluarga tidak dapat dianggap menghalang-halangi penyidikan karena tidak membocorkan keberadaan anggotanya yang menjadi tersangka.

"Kami menggunakan posisi untuk tidak dijerat dengan KUHAP tadi," ujar Busyro.

KPK menetapkan Nunun sebagai tersangka sejak akhir Februari 2011. Namun, hingga kini KPK belum berhasil menggelandang Nunun untuk diperiksa sebagai tersangka. Saat masih berstatus saksi, Nunun juga kerap mangkir dari panggilan pemeriksaan KPK dengan alasan sakit lupa berat. Kini, keberadaan sosialita itu masih misterius. Busyro mengungkapkan, KPK belum mengetahui secara pasti pergerakan Nunun.

"Nunun, kita usahakan terus karena pergerakannya kita tidak tahu pasti dari mana ke mana," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

    TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

    Nasional
    Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

    Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

    Nasional
    Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

    Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

    Nasional
    Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

    Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

    Nasional
    TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

    TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

    Nasional
    Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

    Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

    Nasional
    Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

    Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

    Nasional
    Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

    Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

    Nasional
    Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

    Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

    Nasional
    Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

    Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

    Nasional
    Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

    Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

    Nasional
    Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

    Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

    Nasional
    Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

    Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

    Nasional
    Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

    Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

    Nasional
    Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

    Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com