JAKARTA, KOMPAS.com — Maraknya korupsi semakin menggeroti anggaran sehingga kemampuan negara makin berkurang. Korupsi adalah keniscayaan bagi setiap pemimpin, yang terpilih dengan biaya mahal. Demikian mantan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Adi Sasono seusai menjadi pembicara dalam seminar bertema "Strengthening Public Governance and Global Partnerships to Overcome the Economic Crisis and Inequalities" di Jakarta, Rabu (22/6/2011).
"Bagaimana tidak korup kalau proses pemilihannya membutuhkan ongkos mahal. Di sinilah uang negara tergerogoti," tuturnya.
Kepala Lembaga Administrasi Negara Asmawi Rewansyah, dalam acara tersebut, mengatakan, anggaran negara banyak dihabiskan untuk membayar gaji pegawai. Sayangnya, mental pegawai masih belum membanggakan. "Banyak yang korup menguras uang negara. Kalau sudah begitu, tidak bisa tidak kemiskinan pasti naik. Kalau mau tuntaskan kemiskinan, tuntaskan dulu korupsi," katanya.
Tahun ini pemerintah menargetkan penurunan angka kemiskinan sebesar 11,5-12,5 persen. Tahun 2010 pemerintah mengklaim penurunan kemiskinan sebesar 0,8 persen, dari 14,1 persen menjadi 13,3 persen. Pemerintah mencatat, jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 32 juta jiwa pada 2009, turun menjadi 31,02 juta jiwa pada 2010.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.