Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Tarik Kasus Gadel ke Konflik Sosial

Kompas.com - 15/06/2011, 13:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan Nasional M Nuh meminta agar persoalan dugaan mencontek massal di SD Gadel II Tandes, Surabaya, Jawa Timur tak ditarik ke konflik sosial. Menurutnya, persoalan ini murni persoalan akademik. Maka, penyelesaiannya juga harus secara akademik.

"Persoalan ini harus diselesaikan dengan tenang, secara kekeluargaan. Ibu Siami (orangtua siswa yang melaporkan kecurangan) kita hargai karena sudah menyampaikan ada instruksi untuk melakukan kecurangan. Tetapi, ini persoalan akademik, maka solusinya kita bawa ke ranah akademik juga. Jangan dibawa ke konflik sosial," kata Nuh, dalam jumpa pers di Gedung Kementerian Nasional, Jakarta, Rabu (15/6/2011).

Konflik sosial, menurutnya, bisa terjadi jika dikembangkan asumsi yang tak sesuai fakta kepada publik. Kemarahan warga yang berujung pada pengusiran Siami dan keluarganya, dinilai merupakan bentuk protes karena ikut dianggap berbuat curang. "Inikan dikesankan satu sekolah terjadi kecurangan. Orangtua siswa yang tidak terima disebut curang melakukan protes. Sebaiknya, tidak kita bawa ke konflik antara pelapor dan masyarakat," paparnya.

"Semakin tinggi kita angkat dia (Siami), maka semakin sakit kelompok masyarakat yang lain. Sehingga kalau kembali ke rumahnya, benturannya akan semakin keras," kata Nuh.

Oleh karena itu, ia meminta semua pihak mendudukkan perkara sesuai dengan apa yang terjadi. Sebelumnya, Kemdiknas menyimpulkan bahwa yang sesungguhnya terjadi adalah indikasi berbuat curang karena adanya instruksi dari guru kepada siswa untuk memberikan kunci jawaban. Namun, tindakan mencontek massal tidak terjadi karena berdasarkan analisis pola jawaban, tidak ditemukan adanya pola identik jawaban yang sama dari hasil ujian 60 siswa yang mengikuti UN di SD Gadel II.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com