Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seleksi Pimpinan KPK Menakutkan

Kompas.com - 13/06/2011, 21:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Panitia Seleksi Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi telah menyurati sejumlah pihak, termasuk Forum Rektor, kejaksaan, kepolisian, agak mengajukan figur bakal calon pimpinan KPK. Namun demikian, peminatnya tetap minim.

Salah satu anggota Pansel KPK, Imam Prasodjo menduga, sejumlah tokoh takut melaporkan kekayaannya dan dipertentangkan dengan DPR. "Kita harus menggali kenapa mereka tidak segera mendaftar. Bisa saja mereka ada yang khawatir jika melaporkan kekayaan nanti malah diobok-obok DPR," kata Imam, Senin (13/6/2011) di Jakarta.

Sementara itu, mantan anggota Dewan Pers, Leo Batubara menilai banyak orang yang pintar dan berpotensi yang bisa menjadi pimpinan KPK. Namun, menurut dia, minimnya pendaftar karena orang takut menghadapi DPR. "Celakanya yang terbaik tidak berminat. Mereka tahu, akan 'dibunuh' DPR, belum apa-apa sudah ditolak di DPR. Kita seharus punya beberapa cara, contoh fit and proper test seharusnya menjadi tugas pansel, bukan tugas DPR. DPR tugasnya pengawasan, kalau cacat hukum baru sampaikan pada pansel. Seharusnya begitu, tapi aturannya di sini kan tidak begitu," tutur Leo.

Untuk mengantisipasi minimnya pendaftar, Sekretaris Pansel KPK Ahmad Ubbe menyebutkan, pihaknya sudah menghubungi tujuh calon yang pernah lolos seleksi oleh Pansel KPK tahun 2010. Namun, ia tidak menyebutkan nama-nama yang dimaksud. "Kita di pansel berrembuk ada nama-nama yang masuk. Tapi supaya ini tidak menjadi lain penafsirannya saya ingin tekankan bahwa misalnya tujuh orang yang lulus pada seleksi tahun 2010 itu kita undang. Tapi mereka belum datang mendaftar. Sekarang baru 20 orang yang mengumpulkan berkas administrasi lengkap. Sisanya 40 orang baru mendaftar," papar Ahmad.

Pansel KPK tetap berharap media ikut membantu mempublikasikan pendaftaran ini, sehingga para tokoh maupun para calon berkualitas dapat ikut mendaftar. "Pansel yang mengajak saja tidak cukup. Wartawan, NGO perlu ikut bujuk. Kekuatan membujuk Pansel KPK belum tentu kuat, mungkin wartawan dan NGO lebih kuat. Bujukan dalam arti positif, untuk ikut mendaftar," ungkap Imam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

    Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

    Nasional
    Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

    Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

    [POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

    Nasional
    Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

    Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

    Nasional
    Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

    Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

    Nasional
    Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

    Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

    Nasional
    Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

    Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

    Nasional
    PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

    PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

    Nasional
    Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

    Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

    Nasional
    Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

    Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

    Nasional
    Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

    Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

    Nasional
    PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

    PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

    Nasional
    Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

    Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

    Nasional
    Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

    Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com