Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Anggun

Kompas.com - 07/06/2011, 04:32 WIB

Saat berusia 21 tahun, Anggun yang kini telah menjadi artis internasional merintis kariernya dari nol di Paris, Perancis. Saat itu Anggun tengah menggenggam sukses dan menjadi salah satu penyanyi yang diperhitungkan di Tanah Air. Lagunya yang terkenal adalah ”Mimpi” dan ”Tua-tua Keladi”.

Dalam wawancara khusus dengan Kompas Kampus di Jakarta, Senin (30/5), Anggun (37) mengungkapkan alasan kepergiannya saat itu dan suka-dukanya merintis karier di dunia internasional yang menuntut standar lebih tinggi.

Tak ada kata iseng atau coba-coba saat ia memutuskan go international. Satu hal yang melecut semangatnya justru kemapanan yang dikecapnya, seiring popularitas di dalam negeri.

”Karena sudah mapan, segala sesuatu kesannya gampang. Aku enggak kepengen . Jadinya malah kayak mati, menthok,” ungkapnya.

Baginya, kesuksesan bisa membuat seseorang berhenti introspeksi. Anggun merasa butuh kejutan untuk menyadarkan dirinya bahwa di usianya yang masih muda, tak ada salahnya bila menantang diri sendiri untuk go international.

Keberanian adalah modal awal yang menuntun Anggun di dunia internasional. Namun ia sadar, tanpa bakat, konsistensi, dan niat untuk belajar dan bekerja keras, tak mungkin sukses diraihnya.

London adalah cita-cita pertamanya. Saat itu, akhir 1994-1995, adalah kejayaan bagi kelompok vokal, seperti Spice Girls dan Take That. Meski banyak produser memuji suara dan penampilan Anggun, mereka tak tertarik. ”Mereka bertanya, temannya mana?”

Kondisi itu memaksa Anggun berhitung ulang. Ditambah sulitnya mendapat izin tinggal, ia mengevaluasi keberadaannya di London. ”Kalau gagal, aku bertanya apakah ini karena aku, waktunya yang salah, materi atau tempatnya?” katanya.

Anggun sempat berniat hijrah ke Belanda. Kebetulan di sana ada komunitas orang Indonesia. Ia berharap perusahaan rekaman di Belanda memberinya respons positif. Namun, justru di Perancis Anggun menemukan ”jodohnya”.

”Saat lagi bete, aku ke Paris jalan-jalan. Tiba-tiba ketemu orang yang ngasih tahu ini-itu, sampai aku ketemu tim kerjaku. Dua tahun kemudian keluar albumku, Snow on the Sahara.” Album ini mengantar dia mendobrak dunia musik internasional.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com