Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Miranda Tak Lakukan Upaya Hukum?

Kompas.com - 30/05/2011, 18:29 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Partai Golkar, Paskah Suzetta, mempertanyakan mengapa mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda Goeltom tidak melakukan upaya hukum atas pencemaran nama baiknya yang disangkutpautkan dengan kasus dugaan suap cek perjalanan pemilihan DGS BI 2004. Paskah menjadi salah satu terdakwa dalam kasus tersebut.

Paskah mempertanyakan hal itu kepada Miranda yang menjadi saksi dalam persidangannya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (30/5/2011).

Miranda juga menjadi saksi untuk empat politisi Golkar lainnya, yakni Ahmad Hafiz Zawawi, Marthin Briaseran, Bobby Suhardiman, dan Anthony Zeidra Abidin. "Yang saya harapkan dari Ibu Miranda, apakah kalau betul Ibu tidak ada kaitannya dengan TC, apa Ibu tidak melakukan upaya hukum? Paling tidak, nama ibu tercemar sebaga orang yang membeli jabatan," katanya.

Paskah juga mengharapkan ketegasan Miranda dalam kasus ini. Menurut Paskah, selain kehilangan nama baik, kebebasan Miranda sebagai warga negara juga berkurang pascacekal terkait kasus dugaan suap cek perjalanan. "Kebebasan Ibu juga yang biasa mengajar tidak bisa ke luar negeri karena dicekal. Ibu ada upaya apa? Percuma kalau Ibu tidak tegas sekarang," ucap Paskah.

Ketika dikonfirmasi seusai persidangan, Paskah menerangkan bahwa dia mempertanyakan upaya tegas yang ditempuh Miranda terkait nama baiknya untuk menjawab rasa penasaran. Paskah merasa heran dengan sikap Miranda yang seolah diam saja, padahal selama ini dia dituduh secara tidak langsung terlibat dalam dugaan suap yang menjerat 26 politisi DPR 1999-2004 sebagai tersangka itu.

"Selama ini kan dia didesak, dituduh, apalagi dicekal, tetapi tidak ada reaksi. Saya juga bertanya-tanya, apa memang betul Bu Miranda yang suruh bagi-bagi (cek perjalanan)?" tukasnya.

Menjawab pertanyaan Paskah, Miranda tampak tenang. Ia mengaku memercayai proses hukum kasus cek perjalanan yang tengah berjalan. Miranda juga mengungkapkan bahwa ia tidak pernah memberi sejumlah cek perjalanan kepada anggota Dewan ataupun menyuruh orang lain memberikan.

Hanya saja, lanjut Miranda, media mengait-ngaitkan namanya dengan kasus tersebut. "Saya diundang sebagai satu-satunya orang Indonesia untuk bicara di Nobel, tetapi saya tidak bisa pergi," ujarnya.

Profesor di bidang ilmu moneter itu juga mengaku tidak nyaman dengan status cekal yang diterbitkan atas dirinya. Karena dicekal, Miranda tidak dapat menghadiri pertemuan-pertemuan internasional. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

    Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

    Nasional
    Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

    Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

    Nasional
    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    Nasional
    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Nasional
    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Nasional
    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Nasional
    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Nasional
    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    Nasional
    Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

    Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

    Nasional
    Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

    Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

    Nasional
    Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

    Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

    Nasional
    PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

    PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

    Nasional
    Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

    Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

    Nasional
    Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

    Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com