Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud Tantang Nazar Beberkan Bukti

Kompas.com - 30/05/2011, 18:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menantang politisi Demokrat M Nazaruddin untuk membuktikan berbagai tudingan miringnya terhadap Mahkamah Konstitusi pascapelaporan pemberian uang 120.000 dollar Singapura dari Nazaruddin kepada Sekjen MK Janedjri M Gaffar. Menurut dia, selama ini Nazaruddin memberikan pernyataan yang berubah-ubah sehingga tak bisa dipercaya.

"Saya tantang untuk dibuka saja. Nazaruddin dulu pertama bilang saya enggak pernah kenal dengan Janed (Janedjri M Gaffar). Enggak mungkin enggak kenal. Lalu bilang, kenal di DPR kan gitu. Sesudah itu ditanya, enggak mungkin hanya di DPR. Lalu, dia bilang sudah pernah ke rumah sejak dulu. Nah, ini pernyataannya berubah-ubah. Katanya, dia mau bongkar. Bongkar saja, itu yang saya tunggu," ucap Mahfud di Mahkamah Konstitusi, Senin (30/5/2011).

Mahfud menegaskan, jika Nazaruddin berani membongkar kasus-kasus yang diketahuinya, Mahfud sendiri yang akan membawa ke aparat penegak hukum. Apalagi, Nazaruddin pernah menyatakan mengetahui rekayasa anggaran di tubuh MK. Bahkan, ia sempat menyatakan Sekjen MK sebagai mafia anggaran yang melobi anggaran padanya untuk MK dan meminta Nazaruddin melobi ke Kementerian Keuangan.

Mahfud mengatakan, jika benar Nazaruddin bisa membuktikan rekayasa anggaran, ia yang akan laporkan langsung ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). "Bongkar saja, saya yang akan antar ke KPK atau polisi. Kalau memang benar ada tindak pidana, akan kami fasilitasi. Kalau hanya bertemu orang dan menjelaskan anggaran itu semua, departemen menjelaskan di luar forum sidang. Itu yang disebut lobi. Pembicaraan di luar sidang resmi, yang begitu itu di luar sidang sudah biasa, bukan korupsi," tukas Mahfud.

Setelah MK melaporkan pemberian uang itu kepada Presiden SBY, Nazaruddin melancarkan serangan dan tudingan balik kepada MK. Hal yang sama juga disampaikannya dari Singapura, saat diwawancara oleh Metro TV, Senin (30/5/2011) petang. Ia menampik memberikan uang kepada Janedjri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

    Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

    Nasional
    TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

    TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

    Nasional
    Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

    Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

    Nasional
    Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

    Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

    Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

    Nasional
    Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

    Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

    Nasional
    Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

    Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

    Nasional
    Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

    Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

    Nasional
    Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

    Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

    Nasional
    Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

    Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

    Nasional
    Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

    Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

    Nasional
    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

    Nasional
    Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

    Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

    Nasional
    Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

    Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com